Keduapuluhdua

616 87 8
                                    

Ckleck!

Pintu kamar besar terbuka menampilkan seorang laki laki yang masuk kedalam kamar lalu kembali menutup pintu.

Yoorim masuk kamar sekitar satu jam setelah Yireon. Yoorim berbicara sedikit dengan Mia soal Yireon yang Yoorim tau pasti sangat menyakiti perasaan Mia.

Tapi dirinya lebih merasa lega, karena setelah ini hati istrinya tidak akan tersakiti lagi.

Yoorim tatap Yireon yang duduk di lantai kamar dengan punggung bersandar di tepi ranjang mereka sambil menangis.

Yireon baru saja selesai mandi, terlihat dari Yireon yang masih memakai bathrobe kimono ditubuhnya.

Mungkin karena terlalu sakit hati, wanita itu memilih melampiaskan tangisnya dari pada berganti baju dulu.

Yoorim tatap istrinya yang terisak menangis tersedu sedu membuat dirinya sangat merasa bersalah.

Yoorim buka kancing kemejanya dan gulung siku kemejanya berjalan duduk di tepi ranjang sebelah istrinya.

"Kenapa menangis?" tanya Yoorim sambil mengusap lembut puncak kepala Yireon yang masih sesenggukan.

Elahhh pake nanya ngapa nangis si bambang🐱

"Oppa...sudah tidak...hikss...cinta lagi...jadi...hikss...Yireon mau...usaha...hikss...kalau kita pisah...hikss...Yireon harus bertahan...hidup sama anak anak!" kata Yireon sesenggukan.

"Kenapa Yireon bicara seperti itu?" tanya Yoorim lagi.

"Karena...oppa memilih...Mia-chan" jawab Yireon membuat Yoorim dengan segera turun dan ikut duduk dilantai berhadapan dengan Yireon.

"Siapa bilang oppa memilih Mia?" tanya Yoorim pada Yireon.

"Oppa...hikss...tidak cinta...lagi...hikss...sama Yireon!" jawab Yireon.

Yireon masih menangis terisak hingga dirinya merasakan sesuatu mendekat dengan lembut, dan sebuah benda kenyal menempel di bibirnya.

Hanya menempel agak lama menyecap rasa bibirnya yang masih agak bergetar karena sesenggukan.

Hingga akhirnya Yoorim lepas ciumannya dan ia tatap wajah istrinya dengan lekat. Yoorim elus lembut puncak kepala istrinya sambil tersenyum tulus.

"Oppa mencintaimu, Yireon" kata Yoorim lembut pada Yireon.

"Ehh?"

"Oppa mencintaimu, tidak ada yang lain. Oppa memilih hidup bersamamu, dan tentunya kamu harus lanjutkan hidup sama anak anak..."

"Karena oppa tidak bisa hidup tanpa kalian..." kata Yoorim lalu dengan segera laki laki itu kecup kening istrinya lembut dan kembali memandang wajah cantik istrinya.

"Maaf soal kemarin, oppa cuma tidak mau Yireon kasar. Oppa sudah dengar semua dari Mia, tapi Yireon harus tau kalau Yireon bukan pelampiasan, tapi Yireon adalah jawaban dari semuanya" kata Yoorim lembut sambil menghapus air mata di kelopak mata dan pipi Yireon.

"First kiss oppa? janji oppa pada Mia?" tanya Yireon pada Yoorim lagi...

"Itu terjadi saat usia oppa 12 tahun, apa yang bisa diharapkan dari ciuman dan janji anak kecil?" tanya Yoorim yang akhirnya membuat Yireon lega.

Yireon lingkarkan lengannya di leher Yoorim sambil ia terbitkan senyum diwajahnya mendengar penjelasan Yoorim.

"Aku tidak berjanji akan mati untukmu, tapi aku berjanji akan berusaha tetap hidup untuk bersamamu, membahagiakanmu dan mencintai kamu" kata Yoorim mendekatkan wajahnya pada Yireon.

Bukan Tuyul Chibi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang