Ketigapuluhempat

574 56 20
                                    

Di sebuah sekolah SMP pulang sekolah, seorang kutu beras sedang berjalan kearah lapangan dengan lemas karena tidak mood.

Kutu beras satu ini sedang tidak mood karena dirinya tadi pagi melihat sebuah kejadian.

Dirinya melihat laki laki berbaju SMA sedang duduk bersama menunggu bus di halte bersama seorang wanita.

Hancur hati kutu beras satu ini menerima kenyataan bahwa Dongpyo bareng sama cewek lain.

Naqo yang galau langsung berjalan kearah pinggiran lapangan untuk duduk sambil meratap.

"Dongpyo itu suka gak sih sama Nako? Kok dia malah sama cewek lain tadi?" tanya kutu loncat bergumam sambil gumoh.

Tiba tiba...

Duarr!

Jderrr!

Jrezzzz!

Hujan tiba tiba turun lebat serasa film horror yang judulnya beranak dalam kaleng, kalau tidak salah.

Nako yang berada di pinggiran lapangan yang tidak terlindungi atap langsung kebasahan. Namun karena galo, Nako tidak beranjak dari duduknya dan malah tiba tiba mewek.

"Huaaaa, Oppa kenapa sih! Oppaaaa!" mewek Nako nangis.

Tiba tiba suara gendang berbunyi dan datanglah muka kuda menghampiri Nako dengan payung polkadotnya.

Haaaaaa~
(Backsound ceritanya)

Haaaaaa~

"Nako-chan! kamu ngapain ujan ujanan? kamu nangis?" tanya muka kuda langsung bersimpuh dan melepas payungnya.

Otomatis tubuh anak itu ikut terguyur air ketuban, gk!

"Kamu nangis? siapa yang bikin kamu nangis?! siapa?! ada yang bully kamu?!" tanya Yuna yang tidak dijawab oleh kutu beras.

"Mereka bully kamu gimana? dikatain pendek?! boncel?! kurang bahan?! bogel?!" tanya Yuna.

"Bukan!" kata Nako menyanggah.

"Terus kenapa?! kasih tau aku, siapa yang jahatin kamu!" kata Yuna memegang tangan Nako.

Haaaaa~

Kya karoon haye~

"Kenapa sih Yuna?! kenapa?!" kata Nako tiba tiba membuat Yuna bingung.

"Kenapa apa?! bilang sama aku!"

"Kenapa sih Dongpyo oppa begitu?! Kenapa aku harus suka sama Dongpyo Oppa! Kenapa Dongpyo Oppa gak sukain aku balik sih!" kata Nako membuat Yuna terdiam.

Haaaaaaaa~

Kuch kuch hota hai~

"Dongpyo Hyung? Karena dia?" tanya Yuna pelan yang dijawab anggukan pelan oleh Nako.

Yuna langsung menangkup pipi Nako dan mengelus lembut pipi itu.

"Orang bilang air hujan itu bagus waktu sedih, soalnya waktu kita nangis, air mata itu gak akan keliatan ketutup sama air hujan" kata Yuna pelan.

Nako langsung menatap kearah Yuna.

"Beneran? air mataku gak keliatan?" tanya Nako yang dijawab anggukan oleh Yuna.

"Bahkan kamu gak liat air mata aku saat ini, Nako-ya. Hati aku sakit, mendengar kamu terluka, apalagi terluka karena menyukai orang lain" batin Yuna menatap pada Nako.

Yuna lalu berbalik lalu berjongkok dihadapan Nako.

"Ayo naik, aku gendong sampai parkiran. Abis itu aku anter pulang naik sepeda" kata Yuna.

Bukan Tuyul Chibi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang