Baru beberapa jam Tama duduk di kursi kebesarannya, energinya sudah terserap habis oleh tumpukan dokumen di hadapannya. Ia memijit pelipisnya pelan kemudian menghela nafas ketika sekretarisnya masuk ke dalam ruangannya untuk kesekian kali.
"Permisi, Pak. Ini ada paket dari Go-Send." Tama pikir tumpukan dokumen lagi, ia merasa lega. Awalnya dia bertanya-tanya siapa yang mengirimi paket, tapi begitu melihat sekretaris membawa tas bekal berwarna biru laut, Tama menjadi bersemangat.
"Bawa kemari," titah Tama. Sekretaris laki-laki itu menuruti perintah atasannya. Tama berterima kasih dan menyuruh dia untuk kembali bekerja.
Tama membuka tas tersebut dengan garis melengkung terukir diwajahnya. Terdapat sticky note di atas tempat makan berbentuk kotak.
Selesai membaca, dia langsung mendial nomor Tisa. Tidak menunggu lama, teleponnya sudah diangkat.
"Hal-"
"Nanti aku chat. Aku mau ke kelas dulu." Lalu sambungan diputus oleh Tisa. Suaranya terdengar pengap. Tama menduga pasti dia telat.
Meski begitu, Tisa masih sempat-sempatnya membuatkan bekal, bahkan mengangkat teleponnya. Tama menggelengkan kepalanya gemas memikirkan raut wajah panik Tisa.
Dia membuka kotak bekal berwarna coklat. Tama tertawa saat melihat isinya. Makanannya sangat lucu.
Nasi goreng berbentuk Rillakkuma yang sedang tidur dengan telur dadar sebagai selimutnya dan tumpukan keju sebagai bantal. Di pinggirnya terdapat brokoli dan tomat ceri untuk mempercantik
Sekarang ia tahu mengapa Tisa bisa telat ke kampusnya. Tama meraih kembali ponselnya, mengetikkan sesuatu disana.
「Author note:
Bentar lagi tahun baru, nih! Aku benar-benar nggak sabar menyambut tahun baru. Ada yang sama? Muehehehe.Ngomong-ngomong jam tidurku sudah kembali normal. Terima kasih untuk kemarin yang bantu kasih tips dan saran! (◍•ᴗ•◍)✧*。」
Senin, 28 Desember 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Latibule
Historia Cortalatibule (n.) a hiding place; a place of safety and comfort. [Book one of #CheesyCringeSeries] 2020 © teenymeow