douze

435 101 12
                                    

"Maaf Tisa, Aku nggak tahu kalau kamu pacar Kak Tama," ucap gadis itu sambil menunduk, merasa sangat bersalah, "aku pikir yang menelepon kemarin itu cewek kecentilan yang nyari perhatian Kak Tama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf Tisa, Aku nggak tahu kalau kamu pacar Kak Tama," ucap gadis itu sambil menunduk, merasa sangat bersalah, "aku pikir yang menelepon kemarin itu cewek kecentilan yang nyari perhatian Kak Tama."

"Aduh, ini bukan salah Kakak kok. Kejadian kemarin murni salah paham." Tisa menggengam tangan Dayla kemudian melirik Tama sinis dan lanjut berkata, "lagian yang harusnya minta maaf itu orang yang nggak pernah cerita tentang adiknya."

Dayla mengangguk setuju. Ia menimpali, "emang. Punya pacar cantik gini tapi nggak pernah cerita-cerita."

Tama tidak mengacuhkan sindiran kedua gadis itu. Dirinya terfokus pada ponsel Tisa digenggamannya. Mengecek apakah ada predator yang mengincar gadisnya. Whatsapp aman. Line aman. Twitter tidak terlalu aman, tapi masih oke. Begitu jari besarnya membuka Instagram, hm.... Sangat meresahkan, ya, Tam.

"Tis, Tis," panggil Tama, sambil menggoyang-goyangkan tangan Tisa. Obrolan Tisa dengan Dayla pun terhenti. 

"Kenapa?" tanya Tisa.

"Kok instagram kamu rame banget?" Tisa menengok sebentar ke arah ponselnya lalu menyendokan satu suapan cheesecake lembut ke dalam mulutnya.

Gadis itu mengangkat kedua bahunya. "Tau tuh, kerjaan Cecil. Dia kemarin pasang story, bilang kalau aku single."

Tama mengernyitkan dahinya. Tidak suka kalimat terakhir yang ditelontarkan Tisa, tapi dia tidak terlalu ambil pusing. Tama mengambil ponselnya di atas meja dan menyodorkannya ke depan Tisa.

"Masukin instagram lagi kamu. Kemarin ke log out sendiri."

"Yaiya, lah. Aku sengaja ganti password."  Tisa mengambil ponsel Tama dan mengetikkan username dan password Instagram miliknya.

"Astaga... possesif amat, Bwang." Dayla yang sedari tadi diam memperhatikan akhirnya buka suara.  Tama mendelik ke arah adik perempuannya.

"Kamu ngapain masih disini? Pergi sana!" usir Tama sambil mengayun-ayunkan tangannya.

Tisa menepuk lengan Tama dengan ponsel milik laki-laki itu, merasa kesal karena membiarkan kesempatan untuk megobrol lebih jauh terlewat begitu saja. "Apa sih. Aku masih mau ngobrol sama Kak Dayla."

Dayla tersenyum kemenangan, lalu menjulurkan lidah ke arah kakaknya. Sedangkan Tama hanya cemberut. Padahal Tama berniat berduaan bersama Tisa untuk menonton film sambil berpelukan seharian. 

Seketika Tama menyesal mengundang Dayla ke apartemennya. Tama menidurkan kepalanya di pangkuan Tisa. Gadis itu tidak terganggu dan masih melanjutkan obrolannya dengan Dayla. Tangan lembutnya menyisir rambut Tama yang baru saja dipotong.

Ujung-ujungnya Tama tetep manel ke Tisa, meski ada yang nontonin.























Ujung-ujungnya Tama tetep manel ke Tisa, meski ada yang nontonin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















「Author note:Wah, kok template foto Dayla beda? Tandanya apa nih? Hihihihi 」

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

「Author note:
Wah, kok template foto Dayla beda? Tandanya apa nih? Hihihihi 」

Senin, 18 Januari 2021

LatibuleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang