5| BISWY

811 107 17
                                    

He-Ran memasuki kamarnya dengan terburu-buru. Ia langsung mengambil kopernya yang memang tak ia bongkar dan semua pakaiannya masih di sana. Ia keluar dengan tergesa-gesa dan wajah penuh amarah.

Saat sampai di anak tangga terakhir.

"Kau mau pergi?"
Ucap Seseorang.

Ibunya.

He-Ran berbalik.

"Tsk, seharusnya aku sudah harus curiga kenapa kau meminta ku kembali. Bukankah lebih menyenangkan bagi mu jika aku tak ada. Aneh saat mendengar jika kau meminta ku kembali ke sini. Dan benar saja,  apa begini caranya agar aku bisa jadi anak mu?"
Ucap He-Ran.

Ibunya hanya tersenyum meremehkan.

"Kau itu wanita. Lihat diriku? Tidak ingatkah kau saat ayah mu baru saja meninggalkan kita? Nenek mu itu bahkan berniat untuk mengusir ku dan dirimu"
Ucap Ibu He-Ran.

He-Ran diam, memang begitu adanya.

"Sebagai perempuan hanya cara itu yang bisa membuat kita tetap bertahan di keluarga ini. Kau harus paham itu"
Ucap Ibu He-Ran.

"Lalu apa? Kau ingin aku menjadi versi lain dari diri mu?"
Ucap He-Ran.

"Kau tau? satu satunya cita-cita ku saat ini adalah menjadi perempuan yang benar-benar berbeda dengan mu"
Ucap He-Ran.

Ibu He-Ran masih bersikukuh dengan ekspresi dingin nan angkuhnya mendengar suara hati He-Ran.

"Kau tak pernah menunjukkan rasa kasih sayang mu pada ku sejak kecil. Lalu, kau mau aku menuruti perkataan mu untuk menentukan jalan hidup ku?!"
Ucap He-Ran.

"Jika aku memang seperti itu maka aku akan biarkan kau dibuang oleh nenek mu?! Kau tau? Nenek mu hanya menginginkan cucu laki-laki. Seok Jin sudah cukup untuk nya. Yang ku lakukan hanyalah untuk melindungi mu"
Ucap Ibu He-Ran dengan suara lantangnya.

"Melindungi ku?! Kau hanya melindungi dirimu sendiri. Kau sadar itu? Aku seharusnya berlindung dari mu, ibu"
Ucap He-Ran.

"Mungkin aku akan terima semua perlakuan ini jika aku memang bukan anak kandung mu.

Ibu, katakan jika aku bukan anak mu.
Berikan alasan logis kenapa kau begitu mengasingkan ku dari kehidupan mu? Apa karna aku seorang perempuan? Bukankah kau juga perempuan?"
Ucap He-Ran.

"Sampai mati kau juga tak akan mengerti"
Ucap Ibu He-Ran.

"Majja, sampai mati juga aku tak akan merasakan kasih sayang dari mu kan?"
Ucap He-Ran.

Ibu He-Ran nampak sudah lelah berdebat dengannya.

"Letakkan saja barang mu dan kembali ke kamar sekarang!"
Ucap Ibu He-Ran.

He-Ran menggeleng dengan mata berkaca penuh tekad. Ia tak akan menurut kali ini. Cukup.

"Aku akan tetap pergi"
Ucap He-Ran dan berbalik.

Sooji, ibu He-Ran berjalan ke arah He-Ran dan membalik tubuh He-Ran dengan satu tarikan di bahunya dan..

Plak'!

Ia menampar pipi He-Ran hingga He-Ran duduk tersungkur.

Jimin yang baru saja memasuki rumah melihat itu didepan matanya.

Ia hendak bertindak, tapi entah apa yang menahannya dan membuatnya mengurungkan langkahnya dengan tangan terkepal.

He-Ran sedikit terkejut namun ia cepat-cepat berdiri.

Ia melihat wajah wanita yang menamparnya barusan. Bukan tatapan marah. He-Ran menatap dengan tatapan datar.

"Memang hanya tinggal menunggu waktu saja sampai kau benar-benar melakukan ini. Aku tau kau cukup tega untuk melakukan ini pada ku"
Ucap He-Ran.

But I Still Want You "2nd" VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang