Part 34. || Sebab Akibat

77 4 1
                                    

-Vote sebelum baca-

-Jangan lupa komen-

-Jangan lupa follow juga-
.
.
.


Pagi ini, Devano telah menyiapkan semuanya. Ia sedang tidak menyuruh Alice lagi. Setelah menyiapkan sarapan ia langsung menghampiri kamar Alice.

Devano pun sampai hafal jika ia mengetuknya maka tidak akan dibuka sampai siang. Akhirnya ia berinisiatif untuk langsung masuk ke kamarnya. Devano langsung mengguncang tubuh Alice agar ia segera bangun.

"Bangun, mandi terus sarapan," ucap Devano.

Alice pun berusaha mengerjapkan matanya seperti khas orang bangun tidur.

"Gue ijin deh Dev, gue kayaknya gak enak badan," ucap Alice dengan mata sayup.

Devano pun dengan sigap langsung mengecek tubuh Alice dengan menempelkan tangannya pada dahi Alice. Batinnya bicara tidak panas, tapi ia berusaha untuk memahami Alice. Mungkin karena kecapekan, bisa saja.

"Oke. Gue buatin lo surat, sarapan sana," ucap Devano lalu pergi meninggalkan Alice.

Setelah kepergian Devano, Alice langsung bernafas lega. Ia berpikiran bahwa Devano akan mengintrogasinya, tapi ternyata tidak. Devano dengan mudahnya meng-iyakan perkataannya.

Akhirnya Alice pun bermalas-malasan untuk bangun dan sarapan. Karena ia juga merasa lapar.

Devano yang sedang makan pun menoleh pada Alice yang hanya mengenakan tanktop dan hotpants.

"Ngapain liatin gue kayak gitu?" tanya Alice dengan nada rendah, seperti khas orang sakit.

"Lo gak akuin keberadaan gue?" tanya Devano dengan menatap Alice intens.

Alice pun langsung duduk dan mengambil makanannya, "Lo ngomong apaan sih Dev. Masih pagi juga," ucapnya kesal.

"Kenapa masih pake tanktop dan gak pake baju? Lo gak malu?" tanya Devano beruntun.

"Enggak, kan lo. Kalau pacar gue ya gue malu."

"Kalau gue pacar lo... Malu?"

Alice yang mendengar itu langsung menghentikan gerakannya dan menoleh pada Devano, "Jangan ngaco!" ketus Alice.

Devano pun terkekeh kecil, "Bercanda."

"Udah sana berangkat, ketos harus tepat waktu," ucap Alice memberitahu.

"Gak harus ketos, tapi semua warga sekolah. Gue cabut," sahut Devano lalu melenggang pergi.

"Baik baik di rumah," sambungnya sebelum benar benar keluar dari apartementnya.

"Bawel," teriak Alice.

Kadang baik kadang ngeselin, semoga aja gue gak pernah jatuh cinta sama lo Dev batin Alice sambil tersenyum samar.

Setelah membereskan sisa makanannya, ia pun langsung pergi ke kamar untuk lanjut membersihkan dirinya.

Setelah dirasa cukup rapih, Alice pun langsung membawa kopernya dan pergi dari apart Devano.

Dengan ini, lo gak bakal ngerasa ribet lagi Dev karena gue.

Sambil memanasi motornya, Alice menghubungi seseorang terlebih dahulu.

"Lo yakin bolos?"

"..."

"Yaudah serah lo, kita ketemu dicafe deket Jl. Sumbawa. Gue otw sekarang,"

My Cold SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang