Part 28. || Holiday (lastday3)

104 6 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB. Dan Alice masih tidak keluar kamarnya sama sekali. Sedangkan yang lain sudah keluar villa untuk menikmati akhir liburannya.

Devano yang sudah jengah di villa pun langsung menghampiri kamar Alice dan membukanya perlahan. Nampaknya Alice tidak tidur, ia hanya melamun di tepi ranjang.

"Lo masih marah soal kemarin?" tanya Devano.

Alice pun dengan cepat menoleh ke sumber suara, "Gak, ngapain lo kesini?" semprotnya.

"Gue bosen."

Alis Alice pun terangkat, ia mengernyit. "Terus lo kesini biar gak bosen? Basi."

"Gue serius."

"Yaudah sana sama temen lo, ngapain larinya ke gue," kesal Alice.

"Mereka udah pergi. Tinggal lo sama gue."

"Yaudah lo pergi aja sendiri sana. Gue lagi pengen sendiri," ketus Alice.

"Lo marah?" tanya Devano lalu menghampiri Alice dan duduk disebelahnya.

Alice pun berpindah tempat ke kepala ranjang, "Ngapain gue marah? Lo bukan orang penting!"

"Yaudah temenin," ucap Devano serius.

"Kemana? Gue lagi males."

"Prepare sekarang atau gu-"

"gue cium," ucap Alice ogah-ogahan menyela perkataan Devano.

"Good girl," sahut Devano lalu pergi meninggalkan Alice di kamar.

"Yee doyan banget main sosor," cibir Alice yang masih bisa didengar Devano.

"Lo juga gak nolak kan?" sembur Devano yang mau menutup gagang pintu kamar.

"Devano sialan!" teriak Alice.

Devano pun yang mendengar teriakan Alice hanya terkekeh.

• • •

Alice dan Devano pun berjalan keluar villa. "Kita jalan kaki Dev?" tanya Alice sambil menoleh ke arah Devano yang lebih tinggi darinya.

Devano pun hanya berdeham sebagai jawaban tanpa menoleh balik ke arah Alice.

"Gak sopan amat ya lo Dev, udah ngajak jalan gue ngomong cuma dijawab dehaman doang. Emang bener ya lo itu kek kulkas," cebik Alice.

Devano pun diam ditempat dan menoleh ke arah Alice, "Kalau gue kulkas, kenapa?" tanya Devano.

Sontak Alice melototkan matanya. Ia ingin menenggelamkan pemuda dihadapannya ini, "Serah lo Dev! Sebahagianya lo! Gue pusing."

"Lah ngambek," cibir Devano.

"Lo pengen gue gak dingin kalau sama lo?" tanya Devano.

"Yaiyalah! Ya kali gue su- ehh gak lah, mau dingin mau gak itu kan urusan lo," jawab Alice kelimpungan sambil mempercepat jalannya.

Devano pun hanya terkekeh kecil melihat Alice yang salah tingkah, "Oke gue usahain."

"Usahain apaan?" tanya Alice.

"Buat gak dingin ke lo, buat banyak bicara kalau sama lo."

Blussh. Sial pipi Alice pun memerah karena ucapan Devano.

"Lahh merah tuh pipi, lo baper?" tanya Devano kelewat santai.

Dengan cepat Alice pun langsung menutupi pipinya dengan kedua tangannya dan mempercepat jalannya menjauhi Devano, "Gak lah, jan gr lo Dev!" teriak Alice.

Devano pun hanya tersenyum. Apa iya gue ada rasa sama si cewek barbar? -batin Devano.

• • •

My Cold SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang