Prolog

2.6K 81 3
                                    


“ Baik, terimakasih untuk waktu yang sudah diberikan kepada saya. Mari kita mulai Batch 1 Kuliah Umum Hukum Administrasi Negara ini dengan mengucap Basmallah….” 

Setelah membuka materi pertama, gadis itu meraih laser pointer yang akan digunakan untuk memindahkan slide per slide materi kuliah umum nya hari ini. Sudah 1 tahun ia mengepakkan sayapnya menjadi seorang native speaker dan narasumber di berbagai kuliah umum, seminar, dan diskusi publik lain nya disamping pekerjaan nya sebagai birokrat dan dosen di fakultas hukum salah satu universitas.

Gadis cerdas bergelar sarjana hukum yang lulus cum laude, loyal, profesional, mandiri dan ramah mungkin itu sedikit kalimat yang bisa menggambarkan sosok Salma Putri Hadiwijaya. Semasa SMA dan menempuh kuliah sarjana, ia merupakan seorang aktivis di bidang hukum pula, bergabung dengan organisasi besar dan berbicara di depan orang banyak sudah menjadi rutinitas. Sehingga untuk menjadi narasumber bukan perkara yang sulit lagi bukan?

Percayalah, berkah dan rezeki saat di posisi sekarang adalah impian nya dahulu. Impian yang selalu membuatnya kembali bersemangat ketika lelah melanda karena tugas kampus seabreg nya, konflik di organisasi nya, hingga masalah keluarga ia sendiri. Ia selalu yakin bahwa suatu saat ia akan berada disana. Di suatu keadaan yang tak pernah habis berputar di memori otaknya. Ia selalu percaya tidak ada mimpi yang tidak bisa tercapai dengan usaha dan doa yang maksimal. Doa orang tua dan keluarga terutama. 

Salma Putri Hadiwijaya. Tidak ada yang tidak bangga terhadap dirinya. Kedua orang tua nya sangat bahagia dan bersyukur memiliki anak seperti dirinya. Soal teman? Sudahlah, siapa yang tidak bangga berteman dengan Salma?. Soal pacar?

Ah jangan ditanyakan. Perlu kalian ketahui jikalau seorang Salma Putri Hadiwijaya tidak punya pacar dan tidak pernah berpacaran. Camkan itu. Ia terlahir dari keluarga agamis dan sangat paham nilai agama dan moral. Kedua orang tua terutama sang ayah sangat melarang ia untuk dekat dengan lelaki manapun selama ia menempuh pendidikan.

Entahlah jika ia sudah lulus sarjana. Sang ayah berprinsip bahwa Salma pantang menikah sebelum bisa membahagiakan orang tua dan adik-adiknya. Tapi ternyata jika calon menantu yang Salma bawakan bisa membuat mereka sangat bahagia, bagaimana?. Salma tak pernah menentang akan prinsip sang ayah, ia pun berpikiran sama. Perkara nikah bukan untuk 1 atau 2 hari, tetapi selamanya hingga sampai liang lahat. Nikah adalah menggenapkan ibadah dan merupakan ibadah terlama yang bisa dilakukan. Jadi ia tak ingin salah mencari 'partner' untuk menggenapkan ibadahnya. Usia 22 tahun baginya adalah usia yang tidak bisa mendapatkan statement 'telat menikah'. Usia 22 masih sangat muda untuk menikah walaupun memang tak bisa dipungkiri jika teman seusianya sudah ada yang beranak 1 dan 2.


“ pemaparan dari saya dicukupkan terlebih dahulu. Jika ada yang ingin bertanya, silahkan ajukan kepada moderator.” Salma beranjak dari tempat ia berdiri dan kembali duduk di kursi podium nya.

“ termin pertama dimulai dengan 2 pertanyaan silahkan.” Moderator menjelaskan.

Seorang perempuan berkerudung biru mengangkat tangan kanan nya.

“ silahkan mbak maju kedepan.” Jelas moderator
Perempuan tersebut melangkahkan kaki nya kearah podium.

“ perkenalkan, nama saya Nayla dan bekerja sebagai staf administrasi di salah satu kecamatan. Terimakasih atas waktu yang sudah dipersilahkan untuk saya. Izin bertanya kepada pemateri, saya seringkali mendapat praktek mal administrasi di tempat saya bekerja. Jika saya melaporkan hal tersebut, apakah termasuk ranah hukum administrasi negara atau hukum pidana?”

Workholic LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang