19. Jujur

182 10 1
                                        

— 10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— 10.00 wib —

Bel istirahat.

Amigos dan lima cowok lainnya sedang makan bersama di kantin dan membahas sedikit tentang pertandingan kemarin.

"Jadi, kemaren si Jordan itu makek taktik buat nipuin kita-kita. Gue ga nyangka aja dia bisa sehebat itu, ga terima aja tim gue di tipuin gitu. Gue bales deh pakek taktik dia." Ujar Aldy lalu menyuapkan sesendok bakso ke mulutnya.

"Senjata makan tuan." Sahut Yuda setelah meneguk es tehnya. Yang lainnya hanya terkekeh geli.

Jordan melewati meja yang Vira tempati di ujung deretan meja dan menghasilkan sedikit hembusan angin saat lewat, membuat Vira yang sedang makan mengunyah nasi gorengnya otomatis langsung melihat punggung Jordan.

"Eh, itu Jordan. Dari kemaren gue ga ketemu dia." Gumam Vira yang masih melihat punggung Jordan semakin menjauh.

"Knapa, Vir?" Tanya Abin sambil mengangkat kedua alisnya yang duduk di depan Vira, tak tahu jika barusan Jordan lewat.

"Hm?" Jawabnya sambil menaikkan kedua alisnya, "Oh, itu.. Jordan." Lanjut Vira dengan pelan.

Abin langsung menoleh ke belakang, yang terlihat hanya punggung Jordan. Lalu kembali melihat Vira, ia pun kembali mengunyah nasi goreng yang masih tersisa dimulutnya.

Bila yang duduk di sebelah kiri Vira melihatnya dan menyenggol lengannya pelan, "Siapa? Jordan?" Tebaknya. Vira hanya mengangguk.

Tak lama, Jordan kembali lewat dengan membawa minuman kalengnya, hendak keluar kantin. "Bentar ya, gue susul Jordan bentar." Ujar Vira pada sahabatnya langsung beranjak dari kursinya dan menyusul Jordan. "Vir!" Panggil Abin, namun tak di dengar oleh Vira, ia langsung menyusul Vira.

"Lho, kok?" Ujar Rangga bingung melihat mereka berdua yang tiba-tiba pergi begitu saja.

"Susul yok." Ujar Tira penasaran, membuat yang lainnya tercengo.

❄️❄️❄️

"Jordan!" Panggil Vira yang mengikuti dari belakang. Jordan tak mendengarnya, ia terus berjalan mengarah ke lapangan basket.

"Vira!" Panggil Abin yang mengejar menyusul Vira. Lalu ia menarik pergelangan tangan kiri Vira sehingga membuatnya berhenti berjalan dan ikut tertarik Abin ke belakang.

"Abin?!" Tanya Vira kaget dengan membulatkan matanya, jarak mereka terlalu dekat, disembari jantung yang berdesir halus.

"Ga usah dikejer, Vir."

Sedingin Es (S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang