Season 1
Gadis berambut sebahu ini bernama Vira, ia siswi Hanlim highschool kelas 10 IPA 3.
Ia menemukan cinta pertamanya, tetapi balasannya tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
Cowok itu begitu dingin, cuek, jutek, dan tidak pedulian. Namun...
"Gini deh, elo-nya jangan nangis mulu. Gimana kalo gue saranin gini, lo coba tanya ke temen-temennya Jordan atau Raka, Reno, si Jordan ada masalah apa atau apa yang buat dia jadi mendadak sedingin itu yang padahal lo liat kali pertama di taman dia senyum happy gitu." Ujar Bila panjang lebar.
Vira langsung berhenti menangis, mengusap sisa air matanya yang masih menempel dipipinya dan menoleh pada sahabatnya itu. "Oh iya, bener juga." Sahutnya.
"Eh, kalian nglupain satu orang lagi ga si?" Tanya Neya membuat sahabatnya penasaran.
"Siapa satu orang lagi? Setan?" Jawab Tira sambil menaikkan kedua alisnya.
"Itu setan, Tir. Setan, iblis. Bukan orang." Sindir Jiya serius.
Tira menyeringai, "Ehee.. trus siapa dong?" Tanyanya kembali serius.
"Abin," Jawab Neya. "Kalian lupa sama dia? Gue ga tau knapa tiba-tiba lintas aja namanya dipikiran gue. Percaya ga si kalo misal Abin masih suka sama Vira?" Katanya.
"Ngadi-ngadi lu, Ney. Jelas udah ditolak sama Vira, mustahil kalo cowok udah ditolak masih suka sama dia." Sahut Bila dengan tautan kedua alisnya.
"Ya kan mungkin aja, Bil." Ujar Neya malas.
Jiya menepuk kedua tangannya sekali, "Udah, cari tau aja dulu masalahnya si Jordan apa. Masalah Abin gampang, kalo emang bener apa kata Neya, lo bisa gunain kesempatan deketin Jordan atau temennya buat cari tau masalahnya apa dan kita-kita ngoreksi reaksinya Abin gimana. Ok?" Jiya menyelesaikan diskusi singkatnya.
"Boleh juga tuh, Ji." Sahut Bila sambil mengangguk-angguk.
❄️❄️❄️
— 06.45 wib —
"Gila, ngantuk bener gue, ngrasa ronda malem di rumah Vira." Ujar Jiya yang sedang membaringkan kepalanya di meja dengan mata kantuknya.
Kemarin malam, mereka berempat pulang dari rumah Vira jam 9 malam. Karena terlalu asik bermain setelah mendengar Vira menangis.
Orang tua atau pun adiknya Vira tak mengetahui jika dirinya menangis sepanjang sepulang sekolah.
"Asli woy, mana jauh lagi rumah gue ke rumah Vira." Lanjut Bila sambil memegang kelopak matanya, menahan agar matanya tetap terbuka.
Vira yang mendengarnya hanya menyeringai seperti tak ada masalah. "Sorry, ya, sahabat-sahabatku. Sayang deh." Ujarnya sambil menunjukkan simbol 'salanghae' ala kpopers pada sahabatnya.
"Bilas muka yok." Ajak Tira sambil mengucak matanya yang ngantuk itu.
"Lo kira cucian apa dibilas, ha? Yang ada raup muka, Tir." Sahut Neya lesu yang membaringkan kepalanya di meja dengan mata tertutup namun mendengar ucapan sahabatnya itu.