Tengah malam ditemani sebotol alkohol, sebungkus rokok, selimut, sofa dan film drama yang membuatnya menangis. Orang yang sama dengan penampilan berbeda dari dua tahun terakhir. Pandangannya buram, tapi cowok itu masih saja menuangkan segelas alkohol lagi ke dalam gelas kaca kecil, lantas menegaknya paksa.
Sudut bibirnya tertarik dan ia menyeringai begitu film berakhir. Akhir yang indah meskipun berakhir buruk. Ponselnya bergetar dan perlahan getarannya makin kuat kemudian tergantikan sebuah musik khas panggilan telepon. Samuel, teman terdekatnya di SMA Krenovasi.
"Hm?" sahut Bara, matanya memejam.
"Dadevil comeback. Cek grup."
Sambungan telepon terputus. Dengan malas, Bara menuruti permintaan Samuel. Ada satu foto yang tiba-tiba jadi topik perbincangan di grup Klandestin—gengnya di SMA.
Foto sebuah surat yang bertuliskan tantangan balap motor minggu depan dari Dadevil, musuhnya. Lucu sekali padahal tahun lalu mereka sudah benar-benar kalah telak sampai memutuskan untuk bubar. Dengan kesadaran yang tersisa setengah, Bara mengetik pesan balasan. Terima. Bertepatan dengan bunyi pesan yang telah terkirim, Bara kehilangan kesadarannya. Malam ini—untuk yang kesekian kalinya— Bara tertidur di sofa dengan kondisi mabuk.
Setahun lalu, Bara bertemu dengan Ayres, ketua geng Klandestin. Ayres adalah tipikal cowok dewasa yang setiap ucapannya sangat persuasif. Playboy yang jumlah mantan sekaligus pacarnya tidak terhitung. Ayres memperkenalkan Bara pada dunianya, pada Klandestin.
Pergaulan memang sangat cepat memengaruhi seseorang hingga Bara benar-benar jadi sosok yang berbeda. Prestasinya menurun drastis, ia jadi sering bolos, merokok, terlibat balap liar, dan hal-hal yang berkonotasi negatif lainnya. Kantung matanya jadi lebih besar dan matanya meredup, bibirnya yang cerah berubah gelap dan tatapannya beringas.
Bahkan Jean sempat memutuskan untuk tidak memberikannya uang selama sebulan. Tapi justru Bara menunjukkan sikap yang lebih buruk. Akhirnya, Aurora yang turun tangan. Bara kembali mendapat uang yang memang haknya sebagai anak. Tapi cowok itu tidak pernah mau menemui atau memperbolehkan orangtuanya menemuinya. Bara benar-benar telah membenci semua orang di masa lalunya.
Satu alasan pasti yang membuat Bara tertarik untuk bergabung dengan Klandestin adalah karena mereka bermusuhan dengan Dadevil yang diketuai oleh Kenzo. Bara masih tidak bisa berdamai dengan masa lalunya. Ia ingin agar Kenzo sengsara.
Klandestin terdiri dari 35 orang, termasuk Bara sendiri. Dulu, anggotanya mencapai 47 orang tapi beberapanya sudah jadi alumni. Namun beberapa dari mereka masih suka berkumpul dan membantu ketika ada masalah dengan geng lain.
Bara yang dulu sangat tidak peduli dan membenci hal-hal yang hanya membuang uang, tenaga, dan waktu, sekarang berubah total. Cowok berambut agak ikal ini benar-benar menikmatinya.
Satu hal yang perlu diingat, Klandestin berbeda.
- • -
Sekitar pukul dua siang, SMA Krenovasi mengadakan pemilihan OSIS. Sebelum itu, para calon Ketua dan Wakil Ketua OSIS akan berpidato, menjelaskan visi misi di depan seluruh siswa. Lapangan penuh lima menit kemudian, berubah sesak.
Tentu saja Bara dan anak geng Klandestin lainnya tidak peduli. Mereka berkumpul di kelas lama yang sudah lama menjadi markas mereka di sekolah. Terletak di paling ujung lorong dengan plakat tua yang memenuhi dinding.
Ada sebuah meja besar dan bangku-bangku kayu tua yang mengelilinginya. Di atas meja, terdapat bungkus rokok, vape, dan minuman soda. Bara tidak biasa duduk di sana, dia lebih suka duduk di lantai, pojok ruangan, sendirian. Terdapat earphone yang memainkan lagu keras-keras di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Really a Bad Boy?
Teen FictionBara tertangkap basah menyimpan ratusan foto dan video porno yang sebenarnya bukan miliknya. Semua orang menuduh, memaki, bahkan orangtuanya memutuskan untuk mengusir Bara dari rumah. Saat SMA, Bara berubah total. Ia bergabung sekaligus menjadi ketu...