11 - Kontak

152 18 13
                                    

Kepada: dadevil2018@yamail.com
Dari: klandestin@yamail.com
Subjek: Taruhan

Sabtu, 20.00, Klaracing.
Minimal 10 orang.
Lima juta perorang.
Silakan curang.

Kirim.

Bara menyeringai kecil setelah selesai dengan urusan email. Akhirnya, cowok itu bisa kembali fokus menggambar. Kali ini, Bara membuat sketsa orang-orang random yang ia lihat di Pinterest dengan pulpen tinta biru. Rutinitas di hampir tiap sorenya.

Seusai menggambar hingga 10 wajah sekaligus, cowok itu menarik tangannya ke atas, pegal, lantas menyenderkan tubuhnya di senderan kursi putar.

Matanya beralih, menatap lekat-lekat benda pipih yang terdiam di atas meja. Ia meraihnya. Sudah tidak ada lagi telepon dari Aurora sejak satu jam lalu. Bara membuka aplikasi chatting. Netranya tertuju pada kontak lima teratas, Sena.

Jarinya mengalihkan layar untuk mencari tahu sesuatu di internet. Panggilan untuk pacar, ketiknya. Namun, hasilnya justru berhasil membuat Bara bergidik.

Layarnya kembali beralih, membuka Instagram. Ada satu postingan dengan kata yang sudah tidak asing di telinga Bara. "... Doi? Doi."

Doi

Temenin gue makan, 19.10 gue jemput yaaa
17.35

Sementara itu, di belahan dunia lain—bangunan sebelah rumahnya....

"Eh, ini nomor siapa?" tanya Caitlyn—sahabat Sena dari SMP yang juga bersahabat dengan Kinan. "Enggak lo namain tapi, typing-nya ganteng deh." Cewek berambut panjang yang sengaja dibuat bergelombang di bagian bawahnya itu menyengir.

Sena yang sibuk melakukan riset tentang geng cowok berandalam melalui internet itu langsung menoleh cepat. Ia langsung beranjak dari kursi dan merampas ponselnya dari Caitlyn.

ANJIR BARAAAAA!!! DIA MAU NGAPAIN GUE LAGI SEKARANG WOI?!

"Oh, ini tukang service AC, masih mahasiswa. Lupa gue namain," kata Sena, datar

MAMPUS MAMPUS MAMPUS!

"Gak masalah tuh sampe ngajak makan bareng?" tanya Caitlyn seraya menaikkan kedua alisnya. "Tapi dari cara ketiknya keliatannya cowok baik-baik. Terima aja deh, wahahaha!" Cewek itu heboh sendiri.

Sena hanya bisa menatap nanar layar ponselnya. Ia mencoba memberanikan diri untuk membuat alasan. Mengingat jabatannya sebagai Wakil Ketua OSIS, pasti selanjutnya dia juga harus bisa menolak keinginan Bara.

Pertama, ganti nama kontaknya dulu.

Service AC

Bisa enggak hari ini gak?
17.41
read

Mata Sena melotot begitu melihat pesannya yang langsung dibaca. Melihat tulisan empat huruf itu saja sudah membuatnya gemetar setengah mati. Cewek dengan rambut pendek tergerai itu mendudukan tubuhnya di kursi belajar, bersender sambil menatap lekat-lekat layar ponselnya.

Gak
Gue lapernya sekarang, begooo
17.42

GUE LAPERNYA SEKARANG, BEGO! BEGO! BEGO...! Kalau saja tidak ada Caitlyn, Sena sudah berteriak keras-keras, mengutuk dirinya, dan menghilang dari Bumi. Dengan terpaksa, cewek itu mengetik pesan balasan setuju. Ketika ingin memencet kirim, matanya memejam kuat-kuat.

Are You Really a Bad Boy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang