Setelah kejadian semalam dimana Arla dan Arsen bertengkar dipinggir jalan. Membuat hubungan keduanya sedikit renggang. Seperti saat ini dimana mereka sedang sarapan.
Dan Arsen yang baru turun dari kamarnya. Berlalu begitu saja menuju pintu utama untuk berangkat sekolah menggunakan motornya.
Mau sampe kapan lo diemin gue terus bang? Gue udah berusaha minta maaf sama lo. Maafin gue bang, maafin gue. Batin Arla menggigit bibir bawahnya menahan tangisnya.
Tania dan Leo yang merasakan kerenggangan antara kedua putra-putri mereka pun hanya bisa diam. Mau ditanya pun tidak akan ada yang menjawabnya.
Tapi Tania memberanikan diri untuk bertanya "Kamu kenapa lagi sama abang kamu Arla?" tanya Tania lembut. Arla yang tadinya menatap sarapannya kini mendongak menatap maminya yang duduk berhadapan dengannya.
Arla menggeleng pelan "Gak pa-pa mi. Yaudah Arla mau pergi kesekolah dulu, takut telat" pamit Arla laku menyalimi kedua tangan orang tuanya dan langsung berlalu begitu saja.
Arla keluar dari rumahnya dan mengambil motornya digarasi, lalu mengeluarkannya dan melajukannya menuju sekolahnya.
⭐—————⭐
Sesampainya disekolah, Arla langsung memarkirkan motornya dan melepas helm full face nya. Seperti biasa Arla akan ketoilet dulu untuk mengganti jeansnya dengan rok sekolahnya.
Setelah selesai Arla langsung berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya. Saat dipertengahan jalan Arla berpapasan dengan Arsen yang hendak menuju kantin, untuk sarapan.
"Bang..." panggil Arla pelan, berharap abangnya ini mengerti dan mau mendengar penjelasannya dulu. Tapi semuanya sirna saat Arsen mengalihkan pandangannya dab berjalan melewati Arla begitu saja.
Sakit. Itu yang Arla rasakan. Kenapa semuanya terbongkar begitu cepat? Baru juga dia merasa bahagia dengan kehadiran Arsen, tapi kenapa malah seperti ini? Apakah benar dia tidak berhak bahagia? Kenapa Tuhan?
Arla hanya bisa menghembuskan napas pasrah dan menatap punggung abangnya yang kian menjauh dan menghilang dari pandangannya. Sampai lamunannya buyar ketika ada yang menepuk bahunya.
"Arla" panggil orang itu.
Arla terlonjak kaget dan langsung menghadap kearah orang tersebut. Arla menatap sendu orang dihadapannya kini.
"Kamu masih belum baikan dengan bang Arsen?" tanya orang itu.
"Belum Ga, dia menghindar dari aku. Aku harus gimana lagi Ga? Biar bang Arsen mau maafin aku? Aku gak bisa kayak gini terus sama dia Angga" lirih Arla.
Angga menghela napas berat, lalu menghelus punggung tangan Arla "Kamu tenang ya, aku akan coba bantu. Jangan sedih dong, cukup saat dia pergi aja kamu terpuruk dalam kesedihan. Sekarang jangan" ucap Angga sambil menghapus air mata yang jatuh mengenai pipi mulus Arla.
Arla tersenyum lalu mengangguk "Makasih ya Angga, aku gak tau lagi harus gimana kalo gak ada kamu" ucap Arla.
Angga tersenyum hangat, senyum yang tidak pernah dia perlihatkan oleh siapa pun kecuali orang penting dalam hidupnya. Apakah Arla penting dalam hidupnya? Ada hubungan apa Arla dan Angga ini? Yang tau komen ya hehe.
"Yaudah sekarang kamu masuk kekelas sana, bentar lagi bel" ucap Angga. Arla tersenyum manis dan mengangguk.
"Yaudah aku kekelas ya. Kamu juga langsung kekelas jangan bolos" ucap Arla dengan nada memperingati.
Angga terkekeh kecil lalu mengacak pelan rambut Arla "Nanti kamu juga boloskan? Mau tawuran" ucap Angga tepat sasaran.
Arla mengernyit bingung, dari mana dia tahu tentang tawuran itu? Perasaan dia tidak pernah menceritakannya dengan Angga. Siapa yang ngasih taunya?
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLANTA [HIATUS]
Teen FictionARLA TANIA LEONARD. Gadis cantik yang memiliki sifat yang nakal, berandalan, suka cari masalah dengan siapa pun. Tapi tidak mau diusik, sekalinya diusik dia akan meleyapkan lawannya, tidak peduli itu siapa pun. Bahkan orang tuanya saja dilawan. Ar...