16

47 5 0
                                    

"Arla! Devan!"

Merasa nama mereka dipanggil oleh seseorang, menoleh kearah sumber suara dimana, disana ada dua insan berlawan jenis itu.

Arla yang melihat itu kaget, bagaimana tidak?

Disana berdiri Arsen dengan seorang gadis cantik, dengan tangan Arsen yang merangkul pinggang gadis itu dengan posesif.

"Bang!... Ini? Apa-apaan sih? Gue gak ngerti, sumpah! Kalian pa...caran?" tanya Arla dengan raut wajah bingung plus kaget.

Arsen dan gadis itu berjalan mendekat kearah Arla dan Devan.

Sedangkan Devan? Pria itu hanya santai, karena dia sudah tau kalau mereka ada hubungan khusus, yang lebih dari kata teman.

Gadis itu tersenyum malu, sedangkan Arsen dia tersenyum bangga "Ekhem! Gimana cocok gak? Dia yang bakal jadi kakak ipar lo nanti. Hehe" ucap Arsen sambil terkekeh geli.

Gadis itu semakin tersipu malu dengan perkataan Arsen, dia menyembunyikan wajah merahnya dibalik lengan kekar Arsen.

"Apaan sih Sen, aku malu tau" ucapnya seperti rengekan.

Arsen terkekeh geli, sedangkan Arla dan Devan memutar bola matanya malas. Malas untuk melihat adegan yang membuat mereka ingin muntah.

"Alay!" cibir Arla dengan raut wajah datarnya.

"Bilang aja sirik!" bantah Arsen tak terima.

"Lo juga Ca! Mau-mau aja sama orang gak berbentuk kek gini" sinis Arla pada Arsen.

"Arsen punya bentuk kok, liat nih... Ada hidung, mulut, tangan lengkap, kaki lengkap, semuanya lengkap kok... Jadi, Arsen itu punya bentuk! Tapi kenapa Arla bilang kalo Arsen gak punya bentuk? Caca jadi bingung?" ucap gadis bernama Caca itu dengan polosnya.

Ya, dia Caca. Ingatkan siapa Caca? Ya, salah satu sahabat dekat Arla.

Arla menatap jengah kearah sahabatnya itu "Serah deh!" ketus Arla lalu pergi dari sana dengan Devan yang mengikutinya dari belakang.

Sedangkan Caca, dia masih bingung dengan ucapan Arla yang ngelantur "Mm... Arsen, maksud Arla tadi itu apa ya? Emang Arsen gak berbentuk gimana? Terus kenapa Arla bilangnya Arsen gak berbentuk? Ter-"

"Ssstt... Udah mending kita cari temen-temen yang lain aja, biar gabung" potong Arsen cepat, lalu menarik lembut lengan Caca untuk ketempat dimana teman-temannya berada.

~~~~~

Kini waktu dimana acara akan segera ditutup dengan beberapa lagu yang akan dibawakan oleh para murid yang ingin menyumbangkan suara mereka.

Arla dkk berserta Devan dkk, kini duduk disalah satu meja yang sudah disediakan oleh sekolah, untuk bersantai sambil mengobrol.

Mereka mengadakannya didalam gedung aula, tenang saja aula disekolah mereka itu sangat luas. Seluas cinta ku pada mu! Eaak.

"Eh! Ar, lo gak mau gitu nyanyi? Suara lo kan bagus... Nyanyi gih, gue pengen denger suara lo" celetuk Stela tiba-tiba.

Uhuk... Uhuk!
Arla yang sedang meminum minumannya tersedak dengan ucapan Stela yang tiba-tiba.

Devan yang duduk disampingnya langsung mengasih air putih dan menepuk pelan punggung Arla.

"Pelan-pelan dong minumnya!" ucap Devan sambil mengelus lembut punggung Arla.

Arla menarik napas dalam lalu menghembuskannya perlahan, kemudian dia menatap horor kearah Stela "Gila lo! Suara gue tuh jelek, flas lagi... Gak, gak, gak! Yang bener aja lo kalo nyuruh gue, yang beneran dikit napa?!" cerocos Arla tak terima.

ARLANTA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang