20

47 7 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan cukup panjang, akhirnya mereka semua sampai di tempat telah ditentukan. Dan setelah berjalan kaki juga untuk bisa melanjutkan perjalanan mereka semua, karena kendaraan tidak bisa ikut masuk.

Semuanya sedang mengistirahatkan tubuh mereka, karena perjalanan mereka membuat tubuhnya terasa sakit dan capek.

Untuk tenda, semuanya sudah di pasang pleh pihak sekolah dan beberapa panitia juga anggota Osis.

Pihak sekolah sudah menyiapkan tenda untuk mereka menginap dan itu juga dapat meringankan beban bawaan seluruh murid yang ikut.

Jadi, saat mereka sampai semuanya hanya tinggal beristirahat ria saja tidak perlu susah-susah untuk mendirikan tenda, dan membuat kecapean mereka bertambah.

Sama halnya dengan Arla dkk yang kebetulan satu tenda, mereka sedang tidur-tiduran didalam tenda.

Bunga dan Caca yang sudah langsung tidur, Stela dan Chika yang sedang berguling sambil memainkan handphone. Berbeda dengan Arla yang hanya diam termenung, duduk didekat pintu tenda.

Jiwa dan raganya memang berada disini, tapi pikiran dan hatinya sudah melayang entah kemana. Otaknya memikirkan tentang penyakitnya yang bertambah parah, dan hatinya yang sedang merasakan kegundahan atas semua ini.

Dua hari yang lalu, abangnya itu bercerita tentang pertemuannya dengan dokter Anggi saat dirinya keluar dari rumah sakit.

Dia sempat shock karena Arsen bilang bahwa Devan mendengar semua itu, dan hampir saja dia menceritakan semuanya pada Devan. Dan keberuntungan sedang dipihak mereka saat itu.

Karena Devan yang mendadak ditelpon bundanya untuk segera pulang, karena Ifa, adiknya sedang sakit dan bundanya meminta untuk diantar kerumah sakit.

Kebetulan saat itu supir pribadi mereka sedang cuti dan ayahnya yang sedang menjumpai pertemuan kolega bisnis diluar kota. Alhasil, Devan terpaksa untuk pulang dan mengantar bundanya untuk mengechek keadaan adik tercintanya itu.

Arla sedikit lega saat itu, karena semua yang akan Arsen ceritakan gagal begitu saja. Tapi, tak menutup kemungkinan bahwa Devan akan terus menanyakan tentang semuanya pada Arsen nanti.

"Lo gak mau istirahat dulu, Arl?"

Stela yang sedari tadi memperhatikan Arla lantas bertanya, dan sampai saat ini masih ada rasa janggal di hatinya tentang kesehatan Arla.

Sedangkan yang ditanya terlonjak kaget, sontak Arla langsung menoleh kearah samping yang sudah ada Stela, sahabatnya itu.

Arla menggeleng pelan lalu kembali menatap keluar dimana para panitia masih sibuk mengurus untuk acara malam nanti.

Stela menghela napas pelan "Lo kenapa sih, Arl? Kalo lo emang lagi ada masalah, lo bisa kok cerita sama gue... Insya Allah gue bisa bantu! Kalo emang lo gak bisa cerita seenggaknya lo jangan pendem masalah lo sendirian, lo bisa minta solusi kok sama kita-kita..." gadis itu menjeda ucapannya sejenak.

"... Kita itu sahabat, Arl! Susah seneng kita sama-sama, jangan buat kita semua khawatir dengan keadaan lo yang akhir-akhir ini memburuk... Gue tau lo lagi nyembunyiin sesuatu, tapi gue harap apa yang gue pikirkan itu gak bener... Kita semua itu udah kayak keluarga, Arl... Jadi, jangan sungkan untuk cerita! Gue istirahat duluan, lo jangan lupa istirahat malem nanti kita ada acara lagi" lanjut Stela panjang lebar.

Setelah mengatakan itu Stela langsung kembali berguling dan tidur untuk mengumpulkan tenaga untuk acara nanti malam.

Sedangkan Arla, dia hanya diam dan termenung. Dia ingin bercerita sama sahabatnya, tapi dia tidak ingin membuat orang disekitarnya jadi khawatir dan kasihan.

ARLANTA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang