15

42 5 0
                                    

Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Kini acara-acara persiapan untuk ulang tahun SMA Tunas Bangsa.

Acara perlombaan sudah ada yang dimulai, dari lomba puisi, futsal, basket, tari, dan lain sebagainya.

Tepat dihari ulang tahunnya, mereka mengadakan acara puncaknya. Yaitu dimalam hari, masih di area gedung sekolah.

Mereka akan mengadakan acara besar malam ini, dengan berbagai kemenangan dan masih ada lomba terakhir malam ini.

Sekarang Arla sudah siap dengan dress selututnya, berwarna putih tanpa lengan, dia memakai sepatu hak, yang tidak terlalu tinggi.

Malam ini dia akan pergi bersama seseorang yang mungkin sudah spesial dihatinya. Dia menata rambutnya sebagus mungkin.

Lalu memoleskan make up tipis pada wajah cantiknya. Ada sedikit perbedaan pada Arla. Pipi yang tadinya berisi kini terlihat tirus tak berisi. Tubuh yang semakin kurus.

Padahal Arla sudah sering meminum obat yang dikasih oleh dokter Anggi. Masih ingatkan dokter Anggi?

Tapi sudah sebulan ini dia memang belum chek up karena kepadatan jadwalnya disekolah. Bahkan Angga dan Arsen sempat memberitahunya, tapi Arla hanya mengatakan nanti, nanti, dan nanti.

Selesai dengan wajahnya, kini Arla kembali merapikan rambutnya. Saat itu juga banyak helaian rambut yang berjatuhan, Arla menatap nanar kearah rambutnya yang rontok semakin bertambah.

Arla menghela napas pasrah. Pasrah akan kehidupannya, dia juga sudah lelah dengan penyakit ini. Obat terus dia minum tapi itu tidak membuahkan hasil.

Arla membuang rambutnya ditong sampah yang ada didekat meja riasnya. Dia berdiri dan menatap dirinya dipantulan cermin. Sempurna. Penampilannya sudah sangat sempurna.

Dia beranjak mengambil sling bag dan handphone-nya, memasukan tisu kecil dan ponsel kedalam sling bag nya.

Dia keluar dari kamarnya, berjalan menuruni tangga satu persatu. Dia bisa melihat kedua orang tuanya dan abang tercintanya duduk diruang tamu. Dengan seseorang yang akan pergi bersama dengannya malam ini.

Arla tersenyum tipis, saat melihat pria yang akan pergi bersamanya malam ini. Terlihat sangat tampan, bahkan berkali-kali lipat lebih tampan.

Dengan menggunakan kemeja putih yang dibaluti oleh jas biru dongker. Terlihat sangat gagah dan sempurna.

Mereka masih belum menyadari kehadiran Arla. Arla mendekat kearah mereka yang masih asik bercanda gurau.

Tania yang menyadari kehadiran seseorang langsung melihat siapa orang tersebut, ternyata Arla "Eh sayang. Udah siap? Kok lama banget sih sini-sini" ucap Tania mengajak Arla untuk duduk lebih dulu disampingnya.

Kini hubungan antara Arla dan Tania sudah membaik, Arla sudah minta maaf atas perlakuannya yang mungkin pernah menyakiti hati maminya itu.

Tapi tidak dengan Leo, Arla masih sangat membenci Leo. Entahlah dia sudah mencoba untuk memaafkan Leo, tapi terasa sangat sulit.

Arsen memperhatikan lekat-lekat kearah Arla. Sangat berbeda, pipi tirus, tubuh yang kurus, rambut yang tadinya tebal kini terlihat berkurang.

Arsen tau, kalau wajah Arla sekarang masih pucat. Tapi adiknya itu menutupinya dengan make up yang dia gunakan.

Dia takut terjadi sesuatu pada Arla nantinya. Dia juga melarang Arla untuk ikut camping yang akan dilaksanakan dua hari lagi.

Dengan alasan kesehatan Arla. Tapi adiknya itu tetap memaksa untuk ikut dan mengancam tidak akan mau minum obat dan chek up lagi kedokter.

ARLANTA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang