12. Cerita Bertemunya Wisnu dan Sana

51 9 2
                                    

"Sebelumnya kita hanyalah dua orang asing yang kemudian bertemu dalam sebuah kisah cinta sederhana."

-Cecan Rumah Sebelah-

⊹ ────── •°⋆°• ────── ⊹







Flashback on.

Tahun ajaran baru 2019/2020.

Sudah dua minggu sejak Sana duduk di bangku kelas 12. Dan selama itu, Sana masih tak mengerti kenapa ia ditempatkan di kelas yang mayoritas berisi murid-murid pintar.

12 IPA 1.

Untungnya ada Moreen, teman seperbegoan Sana dari kelas 11. Alhasil dia tidak merasa kentang sendirian di kelas ini.

Berada di kelas yang berisi anak ambis, nyatanya tidak membuat Sana terbawa rajin belajar, melainkan semakin minder. Terutama pada Uziel, lelaki bertubuh mungil namun otaknya sungguh sangat encer sekali.

.
.
.
.
.
.
.

Hari itu, di jam pelajaran Biologi, kebetulan gurunya tak dapat menghadiri kelas. Sana bingung mau sedih atau senang.

Kenapa pas dia ngerjain PR gurunya nggak masuk, giliran dia lupa PR gurunya selalu masuk?

Karena jamkos, Sana dan Moreen memutuskan untuk cabut ke kantin.

Tak terasa, bel pulang sudah berbunyi. Kedua perempuan itu bergegas menuju kelas untuk mengambil tas dan segera pulang.

Sana masih mengemasi tasnya ketika Moreen pamit pulang duluan. Saat hendak keluar kelas, Sana tak sengaja membaca tulisan yang tertera pada papan tulis.
















'PR DIKUMPULKAN KE KM!'

















Sana menghembuskan napas kesal, merutuki kebodohannya yang kebablasan makan di kantin sampai tak peduli apa yang terjadi di kelas.

Sana hendak berbalik pulang, sebelum seorang lelaki bertubuh tinggi dan agak kurus itu masuk ke kelasnya dengan santai.


Dia Wisnu, si Ketua Murid.


"Nu," panggil Sana dengan sok kenal sok dekat.

"Hm?" jawab si lelaki singkat, sibuk memasukkan buku-buku yang ada di meja paling depan itu ke dalam tasnya.

"Sana mau ngumpulin PR," cicit si perempuan dengan ragu. Takut dimarahin karena muka Wisnu nyeremin.

"Baru aja gue setorin ke ruang guru barusan, kenapa nggak tadi sekalian?" tanyanya masih tanpa melirik Sana sedikitpun.

"Emm, itu ta-tadi Sana nggak ada di kelas. Sana ke kantin," jawab Sana. "Hehe."

"Di grup juga diumumin kok."

"Masa? Sana nggak buka hape soalnya."

Si lelaki tiba-tiba menatap datar padanya, membuat Sana mati kutu.






















"Yaudah, lo taro aja sendiri di meja guru," ucapnya dingin.

Kemudian Wisnu mulai melangkah meninggalkan Sana, sambil menggendong tas ransel di pundaknya.





















"Sana nggak tau mejanya di mana, gurunya aja nggak tau yang mana."

























Cecan Rumah SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang