"Sebenernya lo nggak salah sih. Guenya aja yang nggak tau malu udah diem-diem suka sama lo."
-Juniarka Wahyudi-
⊹ ────── •°⋆°• ────── ⊹
"Makasih ya udah jauh-jauh dateng ke sini, tapi kenapa nggak bilang dulu?"
"Kemaren aku udah bilang deh perasaan," jawab Wisnu yang sudah duduk di atas motornya.
Mereka berdua sedang berpamitan di depan rumah Sana.
Tapi ngobrol terus nggak beres-beres.
"Kirain bercanda doangan." Sana memajukan bibir bawahnya.
Wisnu mendekatkan wajahnya pada Sana, "apakah saya kelihatan bercanda, Tuan Putri?" lelaki itu menunjuk wajahnya sendiri sambil menyunggingkan senyum.
Sana salting, kemudian mendorong dahi Wisnu dengan telunjuknya agar menjauh.
"Biasanya kan bercanda mulu."
"Kapan?"
"Sering! Salah satunya, pas waktu itu di bioskop─"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Flashback on.
Wisnu dan Sana baru saja selesai menonton film berjudul 'Aku Tahu Kapan Kamu Mati' di bioskop. Lampu sudah dinyalakan, pertanda film telah usai.
Hari itu, Sana sedang datang bulan. Dengan takut-takut ia menuruni tangga bioskop sambil meraba celananya.
"Kenapa San?" tanya Wisnu yang melihat keanehan pacar barunya. Baru seminggu.
"Nu, liatin coba, Sana tembus ga?" tanya Sana mendahului langkah lelaki itu kemudian berhenti di depannya, memunggungi Wisnu.
Wisnu mengernyit bingung. Saat mengerti maksudnya, ia langsung tersenyum usil.
"Iya, San." Wisnu mendekatkan badannya pada punggung Sana, seolah-olah menutupi bagian belakang gadis itu. Posisinya seperti main ular-ularan, dengan tangan Wisnu berada di pundak Sana.
"Masa?!" Sana panik dan menolehkan kepalanya.
"Iya," lelaki itu tersenyum singkat, masih dengan suara beratnya ia berkata. "Itu layar bioskop di depan sampe keliatan."
Sana cengo dulu 5 detik sebelum ngeh sama ucapannya Wisnu.
"Ih, bukan tembus pandang!" Dengan gemas, gadis itu memukul lengan si lelaki.
Wisnu terkekeh, kemudian Sana kembali bertanya. "Yang bener ih, tembus ga?"
"Enggak, San."
"Sip."
Flash back off.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Masih inget aja," kata Wisnu. "Kamu orangnya dendaman deh kayaknya," ledeknya.
Sana tertawa, "nyebelin sih."
"Yaudah, aku pulang ya? Keburu hujan." Wisnu menatap langit yang mulai mendung.
"Iya, hati-hati. Jangan kangenin Sana ya."
"Kenapa gitu?"
"Eh, terserah kamu deh."
Wisnu tersenyum, saat tiba-tiba Sana memeluknya.
"Kumat lagi deh, penyakit peluk-peluknya." Wisnu berkata sambil mengusap rambut oranye milik Sana.
+++
Malam harinya, Sana duduk di balkon sambil meminum segelas teh hangat. Ia jadi teringat tetangga sebelah rumahnya. Sejurus kemudian, ia mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.
Sanadia: hey
Sanadia: tayoCukup lama tak ada balasan dari si penerima, tak biasanya Jun seperti itu. Biasanya kan dia gabut, jadinya fast respon.
Sana melirik jam di layar ponselnya, masih pukul 19.20. Masa sih lelaki itu sudah tidur?.
Sana segera mengecek ponselnya saat benda itu berbunyi.
Juniarka: uy
Juniarka: ini rogi, bukan tayoSanadia: jun nggak marah kan sama Sana?
Juniarka: nggak tuh
Juniarka: emang kenapa?Sanadia: kirain
Sanadia: kan tadi Jun dikata-katain sama IbuJuniarka: emang sih gue ga marah sama lo
Juniarka: TAPI GUA KESEL SAMA IBU LOSanadia: nah gitu dong ngegas
Sanadia: maapin Si Ibu ya?Juniarka: iya deh
Juniarka: tapi lo juga jangan dendam lagi ya sama emak gueSanadia: iya udah enggak kok
Juniarka: sip, berarti kita satu sama ya?
Sanadia: satu sama gimana?
Juniarka: waktu itu lo yang dimarahin nyokap gue
Juniarka: terus tadi siang gue yang dimarahin sama nyokap lo
Juniarka: jadi kita impasSanadia: iya
Sanadia: mari kita saling memaapkan😇Juniarka: oke
Juniarka: TAPI GUE MASIH NGERASA NGGAK ADIL YA.Sanadia: kenapa lagi deh?
Juniarka: KOK GUE DIKATA-KATAINNYA PAS BANYAK ORANG SIH?!
Juniarka: MANA PAKE DIUSIR SEGALA LAGI.Sanadia: 🤣🤣🤣
Juniarka: ketawa lu😒
Juniarka: sakidh hati aaSanadia: terus Sana harus gimana atuh a?
Juniarka: geli banget manggilnya begitu👎
Juniarka: aa lo mah yang tadi kali
Juniarka: siapa sih namanya? Inu?Sanadia: harus berapa kali saya bilang
Sanadia: namanya Wisnu bukan Inu😩Juniarka: yayaya whatever
Juniarka: kagak cerita lu kalo udah punya pacarSanadia: yaudah sini ke balkon
Sanadia: nanti Sana ceritainJuniarka: G
Juniarka: ntar kalo kegep lagi bisa-bisa ada peperangan antar emak-emakSanadia: 😂😂😂
Juniarka menyibakkan rambutnya ke belakang sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang miliknya.
Sebenarnya ia bukan takut ketahuan lagi, melainkan belum siap mendengarkan cerita gadis itu.
Jun akan ikut bahagia saat gadis itu tersenyum. Namun, jika senyumannya ternyata diciptakan oleh orang lain, Jun tidak yakin itu akan membuatnya ikut bahagia.
Membayangkan bahwa gadis itu akan kembali tersenyum sepanjang ceritanya di malam ini, membuat Jun tiba-tiba merasakan sesak di dadanya.
Jujur saja, ucapan ibu gadis itu tak lebih menyakitkan dari kenyataan bahwa ternyata Sanadia sudah memiliki kekasih. Dan lagi, mereka berdua terlihat bahagia seperti pasangan pada umumnya.
Jangan sampai perasaan seperti ini membuat Juniarka egois.
🏠Cecan Rumah Sebelah🏠
KAMU SEDANG MEMBACA
Cecan Rumah Sebelah
FanfictionBerawal dari disuruh nganterin paket yang salah alamat, Sanadia berakhir menjadi bahan nyinyiran ibu tetangga di sebelah rumahnya. "Belum mandi ya?" "Itu kenapa rambutnya pake diwarnain oren begitu?" "Ckck, mana bajunya nggak sopan lagi." "Jun! Ngap...