17. Juniarka Menolak Percaya, Sanadia Diteror, dan Wisnu Cemburu

32 8 0
                                    

"Serius deh, bisa nggak sih tukeran peran? Jadi kucing juga gapapa gue mah. Kalau bisa sih, gue pengen jadi dia."

-Juniarka Wahyudi-

⊹ ────── •°⋆°• ────── ⊹
















"Bu, kenapa sih Ibu kasar banget sama Jun?" Sana langsung melontarkan pertanyaan saat ibu dan ayahnya baru kembali ke rumah.

"Dia itu nggak punya etika seperti ibunya, San. Ibu gamau kamu ketularan kayak dia!"

"Sana malu, Bu. Gimana kalau dia nggak mau main lagi sama Sana?"

"Ya bagus dong! Kalau perlu, kalian nggak usah ketemu lagi sekalian!"

Sana mulai menangis, "bu, tadi tuh dia nganterin Sana pulang karena Sana yang mau! Terus Wisnunya, Sana suruh buat nganterin Moreen karena udah malem, Sana takut Moreen kenapa-kenapa!"

"Apapun alasannya, Ibu nggak mau denger! Ibu nggak suka kamu deket-deket sama dia!"

"EMANG DIA SALAH APA SIH SAMPE IBU SEBENCI INI SAMA JUN?!" Serunya sambil terisak.

"SANA! IBU CUMA NGGAK MAU KAMU DEKET-DEKET SAMA DIA! Dewi menekankan kata-katanya.

"Ibu egois." Sana mengusap pipinya yang basah dan segera menaiki tangga menuju kamarnya. Mengabaikan Anwar yang terus memanggil namanya.





+++






"Jun, Mama kan udah bilang sama kamu. Jangan naksir tetangga sebelah," ucap mama Jun dengan lembut.

"Tapi, sebelum Mama bilang gitu juga, Jun udah naksir dia, Maaa." Jun merengek.

"Hadeuh, cari yang lain. Kamu kan ganteng." Indah beranjak dari duduknya.

"Kenapa sih semua orang nyuruh Jun jauhin dia?" Jun memaksakan senyum, sambil mengekori mamanya.

"Ma," panggilnya kesekian kali.

Jun kaget saat mamanya tiba-tiba berbalik dan mulai terisak.

"Sekarang Mama yang tanya ke kamu." Indah mengelap air matanya berusaha tegar, kemudian menatap putranya.

"Apa setelah tau kalau Sanadia itu penyebab meninggalnya Papa, kamu masih tetap suka sama dia?"





+++





Jun tak dapat tidur semalam, bahkan ia banyak melamun sampai pagi ini.

Setelah mendengar keseluruhan cerita dari mamanya kemarin malam, Jun tak dapat berpikir jernih.

Beberapa kali ia berusaha menyangkal kebenaran itu dari pikirannya, namun kini hatinya malah jadi ikut terluka.

Tiba-tiba, sebuah chat masuk ke ponsel lelaki itu.


























Wisnu: gue mau kita ketemu besok


























Juniarka: dih lo siapa?

Wisnu: nggak bisa baca lo?
Wisnu: gue PACARNYA Sana

Juniarka: tapi disini bacaannya Wisnu tuh
Juniarka: baru pacar aja songong

Wisnu: yang cuma jadi tetangganya diem aja deh

Juniarka: ketemu dimana?

Wisnu: lapangan komplek lu

Juniarka: ngapain?

Wisnu: gue mau mastiin sesuatu

Juniarka: kirain mau ngajak gelut

Wisnu: ide bagus

Juniarka: hayuk lah gue jabanin

Setelah itu, Wisnu tak membalas lagi pesannya. Karena penasaran, Juniarka bertanya.





















Juniarka: dapet nomer gue dari mana?

Wisnu: Sana

Juniarka: oh
Juniarka: kirain ngacak nomer




+++




Saat terbangun dari tidurnya, Sana merasa matanya sembab. Tentu saja, karena kemarin malam ia menangis.

Gadis itu kesal pada ibunya. Lagi pula dia bukan anak kecil lagi, harusnya dia dibebaskan bergaul dengan siapa saja yang menurutnya baik.

Ia memeriksa ponselnya, kemudian membalas satu persatu spam chat dari pacarnya. Bahkan Sana lupa mengabari Wisnu saat sudah sampai rumah, kemarin malam.

Saat sedang asyik membalasi pesan Wisnu, tiba-tiba ia mendapat sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal.





















081xxxxx: putusin Wisnu!



























Sana mengernyit bingung sambil meneliti nomor pengirim pesan itu. Tak ada nama, hanya sebuah emoticon pisau dan foto profilnya kosong.

Sanadia: siapa lo?

081xxxxx: kalau dalam 5 hari kedepan kalian belum putus, lo bakal tanggung sendiri akibatnya






















Sanadia: yeu Sana nanya apa dijawab apa












+++

A.n:

Maaf kependekan, soalnya aku maksain banget update hari ini. Gak tau pengen aja ehe.

Btw, aku pernah ngacak nomer gitu pas masih SD dan waktu itu hape aku masih yang cinitnit.

Pesannya gini, 'Anda akan mati jam 5 sore nanti'

Terus aku kirim ke nomer yang aku ketik asal-asalan.

Dan ternyataaaa aku ngirimnya ke nomer saudara aku sendiri.

Rasanya mau gali kubur aja anjirun. 😃👍

Sekian, terima Wisnu.










🏠Cecan Rumah Sebelah🏠

Cecan Rumah SebelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang