Dandan - LuChan

6.8K 548 285
                                    

"Yang!"

"Ih! Yang! Kamu gak usah pergi sama Renjun ya?"

"Beli di warung Mbak Jisoo pasti ada yang.."

Haechan melotot kesal saat sang kekasih malah sibuk mengekori dirinya seperti anak itik. Hari baru saja mulai tapi kelakuan pacar gantengnya ini sudah diluar batas normal. Haechan jadi ingin bertanya pada dirinya sendiri tentang bagaimana bisa ia jatuh hati pada laki-laki setengah waras itu.

"Berang-berang ku tersayang, aku sama Renjun kan mau beli hadiah pernikahan buat Jaemin. Mana ada kado nikahan di warung Mbak Jisoo! Ntar mas keliatan miskin kalau ngado sayur!"

"Ya jangan sayur dong yang, garam aja gitu sepuluh bungkus, biar pernikahan Mark sama Jaemin bebas dari uler.."

"Mas Lucas, mulutnya mau aku jejelin garam? Sepuluh bungkus, mau?"

Lucas merengut, sampai Haechan mengira kalau kekasihnya ini tiba-tiba sembelit.
"Yang.. mas nih baru pulang loh, kamu gak kangen?"

Haechan menggeleng lalu mendorong tubuh Lucas yang sebesar beruang itu menjauh dari tubuhnya, kenapa sih manusia setengah gorila itu suka sekali menempelkan tubuhnya di bokong seksi Haechan.

"Ngapain kangen, mas cuma pergi seminggu.. yang penting kan uang lembur sama bonusnya lancar."

Lucas hanya bisa menarik napas lalu menghembuskanya kasar, lebih baik ia mendudukkan tubuhnya ke kursi meja makan dan menunggu Haechan menyiapkan sarapan dengan tenang. Kenapa sih para submisif itu heboh sekali kalau ada teman mereka yang menikah, mulai dari heboh minta kain, janjian beli sepatu yang sama, beli aksesoris baru sampai kuku saja dibubuhi cat warna-warni bagai gulali, imut, lucu walau tak terlalu tinggi.

"Jangan ngambek gitu dong.." Kata Haechan saat melihat wajah Lucas sudah semasam jeruk limau.

"Mas gak ngambek kalau kamu suapin.."

Haechan menghela napas, mau marah tapi kasihan, mau minggat tapi yang ditinggal banyak uang, walau bobrok bin ajaib tetap saja sayang sekali kalau pacar seganteng, sepanas dan se-manly Lucas ditinggal begitu saja, nanti yang memungut jadi dapat jackpot.

"Iya sini mulutnya aku suapin cabai kriting!"

"Mas sih siap aja disuapin cabai asal pakai mulut kamu.."

Bukan Haechan namanya kalau tangannya tidak bergerak cepat mengambil sendok lalu menghantamkannya tepat ke kening sang dominan.

"Mulut ya! Masih pagi!"

Lucas tidak bisa membantah lagi jika Haechan sudah melotot dengan sendok stainless di tangan, daripada wajah tampannya membiru akibat pukulan sendok lebih baik ia diam. Iya-iya saja adalah pilihan paling bijak di situasi seperti ini.

"Yaudah! Buruan dimakan!"

"Loh kamu gak sarapan dulu?"

Haechan tersenyum lebar hingga Lucas merasa dirinya disinari matahari pagi nan hangat. Yah namanya juga budak cinta, apapun ekspresi Haechan bagi Lucas itu adalah matahari pagi yang menghangatkan hatinya, hidupnya juga ranjangnya.

Kalau hati anda kedinginan kan?

"Aku mau sarapan bubur sama Renjun."

Lucas menaikkan satu alisnya tak percaya, "tumben akur.."

"Bokong mas sariawan kalau aku sama Renjun akur?" Balas Haechan sinis.

Lucas menghela napas lagi, masih pagi tapi kenapa keberuntungannya sudah hampir habis terbuang bersamaan dengan helaan napas. Haechan itu memang submisif ter-bar-bar yang pernah ia kenal, tapi segalak-galaknya Haechan ia tidak akan mengomel di pagi hari, kenapa pagi ini sudah ngegas puluhan kilometer.

Kumpulan Oneshot NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang