PKKMB - LuChan

5.8K 474 309
                                    

Bagaimana rasanya jadi mahasiswa baru?

Kalau kata Haechan, salah satu mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang kini sedang menjalani PKKMB hari pertama, menjadi Maba itu tidak menyenangkan, semua yang dilakukan dianggap salah oleh senior sampai bernapas pun mungkin juga salah di mata mereka, terkadang kesalahan itu malah sengaja dicari-cari, diada-adakan, pokoknya Maba itu harus punya salah. Seperti yang Haechan alami saat ini, tidak ada angin, tidak ada hujan, matahari pun baru muncul tapi ia sudah terkena semprot kakak panitia PKKMB gara-gara Haechan dianggap terlambat datang.

"Kamu tau kan kalau wajib datang sebelum jam enam pagi? Ini jam berapa?!" Tanya si kakak panitia, lengkap dengan jam dinding di tangannya.

Haechan menghela napas lalu menunjukkan jam tangan analog miliknya. "Kak! Di jam tangan saya tuh masih jam lima lewat tiga puluh ya.. kok saya dilabeli telat?"

"Loh?! Ngelawan.. ini lihat! Jam kampus! Kamu telat lima belas menit! Tuh! Lihat matahari udah bikin panas ubun-ubun!" Balas si panitia kesal, ia sudah berkumpul untuk acara PKKMB dari pukul empat pagi, lalu mendata mahasiswa baru yang ada saja kelakuan abstraknya.

"Dih rusak tuh jam kampusnya." Kata Haechan sambil menunjuk-nunjuk jam dinding dengan background wajah Prof Sooman sang rektor.

"Ngeyel banget jadi maba! Pokoknya nama kamu saya catat, sana kamu masuknya jalan jongkok." Kata si senior dengan wajah garang.

"Enggak mau! Saya kan gak telat!"

"Jalan jongkok!"

"Enggak mau!"

"Kamu-"

"Heh? Yeri, kenapa ribut-ribut?!"

Haechan dan panitia yang menyuruhnya berjalan bagai abdi dalem Keraton itu menoleh dan melihat sosok tinggi nan tampan dengan almamater hijaunya, rambutnya disisir rapi seolah memamerkan keningnya yang Haechan yakini mampu membuat seluruh mahasiswa baru gagal fokus.

"Pak Pres, anak ini telat tapi gak mau jalan jongkok."

Haechan menatap sinis Yeri lalu mencibir. "Dih tukang ngadu si kakak mah!"

Untung sekarang bukan zaman perpeloncoan, kalau masih zaman kelam itu sudah dipastikan Haechan adalah target utama bully dari para kakak tingkat sok berkuasa yang sebenarnya mirip anak kucing kalau join mata kuliah adik tingkat gara-gara gagal lulus.

Si presiden BEM segera menghela napas, "nama kamu siapa dek? Fakultas apa?"

"Saya Lee Haechan kak, dari Ilmu Sosial Politik jalur masuk SBMPTN, dari SMA Melati, motivasi saya masuk universitas ini-"

Presiden BEM itu mengangkat tangannya, mulai tidak tahan dengan ocehan sang Maba. "Oke cukup-cukup, kalau kakak pembimbing kamu siapa, dek?"

"Kak Dery.."

"Oke, nanti Dery saya hukum karena satu anggotanya telat." Katanya tegas.

"Loh kenapa kak? Saya gak telat ih! Lihat-"

"Telaaat!!" Potong Yeri cepat.

Haechan merengut kesal lalu menunjukkan jam tangannya pada laki-laki tampan yang tadi dipanggil dengan embel-embel 'pak', pasti jabatannya tinggi di organisasi kampus, lumayan kan kalau ia mendapat pembelaan dari orang berpengaruh.

"Kak.. aku belum telat, kan? Ini masih jam lima tiga puluh." Kata Haechan pelan, jauh berbeda dengan nada bicara yang tadi dikeluarkannya pada Yeri.

Laki-laki tampan berbibir tebal itu dengan sabar memperhatikan jam tangan Haechan, tapi tak lama ia tertawa sampai-sampai mata bulatnya menyipit, Haechan merengut bingung dan semakin dibuat bingung saat seniornya itu malah melepaskan jam tangan ungu yang ia pakai lalu memasangkan jam tangan sporty miliknya ke pergelangan tangan Haechan.

Kumpulan Oneshot NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang