"Anaknya Mark Lee tuh kalau dikasih tau orang tua emang gak pernah dengerin ya!"
"Bun.. Jisung kan ikut demo demi menyuarakan aspirasi rakyat Bun! Ayah mah enak pak bos, bisa semena-mena sama buruh!"
Sang ayah yang mendapat fitnah dari putra kesayangannya itu langsung menghentikan niatnya menekan tombol on pada remote televisi.
"Dih.. kapan ayah semena-mena sama karyawan, kamu tuh yang semena-mena sama orang tua."Putra semata wayang kebanggaan keluarga Lee itu tidak mendengarkan bantahan sang ayah, kadar penting dari omelan ayahnya tidak selevel dengan omelan sang bunda.
"Bun.. Jisung kan pulang baik-baik aja, gak patah tulang, gak ditahan polisi, gak masuk selokan juga Bun.." Bujuk Jisung sambil menggedor kamar kedua orang tuanya yang dikunci dari dalam.
"Terus.. ngomong terus.. liat muka mu penuh pasta gigi sama memar itu, kamu gak kapok kena gas air mata?!"
Jisung menunduk lalu menjawab lemah, "Enggak Bun.."
"Jisung gak kapok.."
Seketika suasana rumah bergaya Amerika itu menghening, tidak ada balasan dari yang lebih tua setelah Jisung menjawab jujur.
Mark menghela napas, ia beranjak dari duduknya di sofa lalu menghampiri sang putra semata wayang. "Kau tau kan kalau bunda itu gampang khawatir?"
"Tau kok yah.."
"Ayah tau niat kamu itu mulia Jisung, tapi restu orang tua itu juga perlu.. ayah gak masalah kamu ikut aksi.. ya bukan berarti kamu boleh sembarangan, rusuh itu memang gak bisa kita prediksi, tapi ayah harap kamu bisa jaga diri, bisa tanggung jawab sama diri kamu sendiri dan tanggung jawab sama apa yang kamu suarakan.."
"Ayah.."
"Kamu itu laki-laki, gak masalah kok ikut kaya gini.. karena ayah juga pernah muda, ayah bolehin asal apa yang kamu perjuangkan itu jelas."
"Yang fatal disini bukan kamu ikut aksi, tapi kamu gak izin sama bunda dan tiba-tiba pulang babak belur begini."
"Maaf yah.."
Mark mengangguk pelan lalu menepuk bahu putranya, "sudah gak apa-apa."
Jisung merengut hingga pasta gigi yang telah kering di wajahnya mulai mengelupas, "ayah paling ngerti Jisung.."
Mark terseyum tipis lalu mengusap rambut sang putra yang sudah jauh lebih tinggi darinya, "coba ayah yang bujuk bunda mu ya.."
Jisung mengangguk, ayahnya yang memiliki selera humor lebih rendah dari permukaan laut itu memang sangat bijak disituasi seperti ini, selalu mampu mendinginkan suasana yang memanas diantara ia dan sang bunda.
"Nana.. buka pintunya, kita bicara baik-baik."
"Iya bela aja terus anak mu!!"
"Jaem.."
"Kamu diem aja mas! Aku males, gak guna pelihara anak kalau tumbuh jadi berandal kaya gitu. Gak ngehargain aku yang udah berjuang buat lahirin dia!"
"Lee Jaemin!" Panggil Mark dengan intonasi sedikit lebih tinggi.
"Yah, udah.. Jisung tau kok Jisung salah."
Mark menghela napas, "biar ayah yang ngomong sama bunda mu, sana mending kamu beliin ayah semangka dulu.."
"Semangka?" Jisung bertanya bingung.
"Iya, tadi rencananya ayah mau nonton berita demo sambil makan semangka, tapi kamu pulang babak belur begini bunda jadi marah, gagal deh beli semangka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Oneshot NCT
FanficKumpulan oneshot kapal NCT yang saya sukai. Kadang formal kadang lokal.. Kadang waras kadang ngegas.. Kadang manis kadang nangis.. Random banget lah pokoknya. NoRen - MarkMin - YukHae - TaeTen - JaeDo - JiChen Update suka-suka.