(July, 2020)
Pada lembar yang kesekian,
Kubiarkan untaian aksara meracau
Pada secarik kertas lusuh tak bertuan.
Entah mau apalagi yang hendak ditulisnya.
Ku abaikan ego yang enggan lepas tentang pemikiran negatif perihal kita di kemudian hari.
Sebab setelah kupikir,
Hari ke hari pun semakin tersekat,
Dan sesak yang akhirnya menjauh seiring waktu yang kau sebut-sebut itu.Bukan karena,
Ku biarkan kau bebas,
Berlalu lalang dipikiran ku saat ini.Kau tahu?
Pada akhirnya tidak saling mengharapkan kembali
Mungkin tidak terlalu buruk.
Terimakasih telah membiarkan aku lepas pada jeratan tentangmu.
Aku sempat berduka cita atas hilangnya satu-satunya harapan yang hampir ku junjung tinggi. Yang pada akhirnya, Semua lenyap akan waktu dan orang baru.
Namun, sudahlah semua memang sudah di penghujungnya.----------
Sending virtual hug to all people, yang udah baca epilogwaktu! Selamat kita sekarang berteman!
Thank u for ur support, jan lupa votes comment yaaa ^^
Ohiya kalian juga bisa ikutin akun instagram @epilogwaktu._
KAMU SEDANG MEMBACA
Epilog Waktu
PoetryIni sudah pada penghujung ku, Maka biar aku yang akan mengakhirinya, Untuk selanjutnya kupastikan takkan ada lagi kita. Ataupun cerita kita. [Ini kumpulan sajak tapi dibumbui cerita]