18. Tuan Tak Berpuan

70 1 0
                                    

(July, 30)

Untuk kau yang selalu di dalam imajinasi. Sedangkan kala hadirmu bukanlah mimpi. Mungkin aku yang berangan, atau kau memang hanya khayalan.

Jika aku diminta untuk menceritakan kembali tentang bagaimana aku bertemu dengan mu, akupun tidak tahu harus bercerita apa. Pertemuan singkat, sekejap namun berkesan.
Itu yang ku rasa.

Tuan,
Sudah lama sejak itu,
Kita benar-benar berada di dunia yang berbeda. Kau dengan kesibukan mu, dan aku juga.

Entah sudah sebesar apa rindu yang ku pendam. Jika saja rindu berbayar, mungkin aku tak sanggup lagi membayarnya.
Atau mungkin, aku akan berhutang kepada teman ku untuk sekedar membayar rinduku padamu.

Untuk akhir-akhir ini melihat postingan mu di story whatapps ku mungkin hal terbaik.
Walaupun bukan dirimulah yang terekspos disana. Hanya sekedar memposting foto dengan quotes motivasi dengan sedikit rayuan manis, yang terkadang membuatku tersenyum ketika membacanya. Entah kenapa, kalimat mu sungguh menggelitik bagiku. Namun terkadang aku iseng mengomentari story mu, lalu berujung pembahasan antara aku dan kau.

Tuan yang tak berpuan

Itu sebutan ku. Bolehkah, ku selipkan nama mu diantara bait doaku? Aku tahu berharap kepada manusia adalah kesalahan. Namun, aku berharap kepada Tuhan. Dengan harapan semoga saja dikabulkan atau semoga saja dialihkan pada yang lain. Tapi, yasudahlah, aku tidak pernah terpikir untuk mendapatkan balasan untuk ini. Terlebih perihal perasaan.
Entah bagaimana dirimu, aku tak ingin tahu. Jikalau pun aku ingin, ku harap itu adalah aku.

Aku terlalu pemaksa bukan?
Memang.


__________________

Sending virtual hug to all people, yang udah baca epilogwaktu! Selamat kita sekarang berteman!

Thank u for ur support, jan lupa votes comment dan share yaaa ^^

Ohiya kalian juga bisa ikutin akun instagram @epilogwaktu._

Epilog WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang