PRETEND

34.1K 2.3K 54
                                    

    "Kita akan kemana hari ini?" tanyaku pada David yang berada disampingku.

     "Sebuah pesta kantor." Katanya.

     Ternyata tebakan ku benar, saat aku di pinta untuk memakai gaun formal, aku benar benar takut jika kami akan ke pesta atau perayaan semacamnya. Aku seperti trauma pada kata 'Pesta'. Mendengarnya langsung dari mulut David bahwa kami akan ke pesta. Membuat bulu halus di sekitaran leherku meremang. Memberikan sensasi aneh di sekujur tubuhku.

   Mobil melaju dengan kecepatan normal, menuju lokasi pesta yang di maksud. Dan aku berusaha meyakinkan diriku bahwa pesta ini hanyalah acara kantor biasa. Tidak ada sesuatu yang berhubungan dengan darah. Aku mengusap cincin dari dalam amplop itu. Untuk berjaga jaga, maka aku akan selalu memakai nya.

    "Kurasa cincin itu tak terlalu cocok dengan gaun yang kau kenakan, Athlanta." Aku menahan nafasku tanpa kusadari, sejak kapan ia memperhatikan aksesoris apa yang kupakai. David menarik tanganku ke hadapannya. Mengamati cincin yang kupakai lebih dekat. "Cincin yang bagus. Tapi terlihat sedikit kebesaran di jarimu yang mungil." entah pujian atau ada maksud lain di dalam kalimatnya.

    Yang kutahu jantungku benar benar berdebar keras sekarang, aku takut jika David mengetahui fungsi cincin ini.

    "Apa pelayanmu yang memilihkannya?" Aku hanya menggeleng, takut jika aku mengatakan sesuatu padanya. Suara ku akan bergetar karena takut. Hah, kenapa aku yang penakut ini bisa terlibat dalam hal seperti ini. Aku bahkan tidak bisa bernafas dengan benar sekarang. 

      Aku langsung bernafas lega, saat mobil berhenti yang artinya kami sudah sampai. David melepas genggamannya pada tanganku. Untuk keluar dari mobil.

      Seorang pengawal membukakan pintu untukku, lalu David yang sudah keluar lebih dulu langsung mengulurkan tangannya, agar aku bisa berjalan bersamaan dengannya.

     Aku menatap hotel mewah di hadapan ku. Aku bahkan tak bisa menjelaskan seberapa mewah nya hotel ini. Interior yang unik dan cantik.

      Beberapa pengawal yang berjaga di depan membungkukan kepalanya, saat melihat David.

       Kami lalu menaiki lift, acaranya berada di lantai sepuluh. Sepanjang lift bergerak, aku tak bisa menutupi perasaan takut ini. Jika saat lift terbuka dan aku hanya menemukan para wanita, disaat itu aku mungkin akan benar benar jatuh pingsan.

     Lift terbuka, David langsung berjalan selangkah di depanku, memasuki sebuah pintu besar, beberapa penjaga juga terlihat berjaga di depan Pintu. "Silahkan Tuan."

    Pintu lalu terbuka, menampakan beberapa orang yang terlihat menatap  ke arah kami. Saat melihat beberapa gerombolan pria, aku benar benar lega dibuatnya. Sepertinya ini benar benar sebuah pesta perusahaan seperti yang David bilang.

    Beberapa orang menghampiri David, sekedar menyapa atau berbicara tentang topik yang tak aku mengerti. Aku menatap sekeliling, Mataku menatap senang ke arah air mancur coklat di tempat makanan. Saat aku ingin meminta izin kepada David. Seseorang menanyakan perihal diriku pada David, sehingga aku harus menahan diri beberapa saat.

     "Sepertinya Anda sudah memilih?" tanya seorang pria paruh baya dengan tuxedo silver, sambil menatap ke arahku. "Padahal aku benar benar ingin mempertemukan mu dengan putriku." ujarnya sambil terkekeh. Terdengar seperti gurauan dengan makna tersendiri. Aku tertawa dalam hati, jika pria itu berusaha menjodohkan putrinya dengan David, aku benar benar akan tertawa. Karena ia berusaha memasukkan putrinya ke kandang Macan.

      Aku menatap datar ke pria itu, entah kenapa rasanya kesal melihat cara ia menatapku. David tak membalas dengan kekehan atau senyuman. Sebaliknya, ia malah memasang wajah datar.

PSYCOPATH IS MY DADDY✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang