Pertanyaan

94.5K 4.5K 85
                                    

    David meminum wine nya dengan tidak sabar, semua perasaan aneh itu ia tumpahkan pada botol wine yang entah sudah ke berapa botol. Ia ingin mabuk. Dia hanya butuh sedikit kegilaan.

   Dia kira, dengan bertemu Athlanta ia bisa menghilangkan perasaan aneh ini. Berbulan bulan, ia pergi. Entah untuk apa. Bastian bilang, ia harus menata diri. Agar saat kembali, David menjadi seorang David yang ia kenal. David yang tanpa ampun.

   Sebaliknya, dirinya hancur tanpa Athlanta. Dia bahkan tak dapat membunuh karena selalu terngiang oleh perkataan Athlanta. Meski ia sudah sangat haus akan membunuh.

   David harap setelah ia mabuk, ia dapat melupakan segalanya dan mulai membunuh.

   David mulai kehilangan seimbangannya. Kemeja putihnya sudah sangat berantakan. Dengan sangat memaksa, ia mulai berjalan kemana pun ia ingin. Para pelayan yang melihat, hanya memperhatikan. Tak berani mendekat. Walaupun David sudah terlihat jatuh beberapa kali.

   "Buka!" pinta David sambil menggedor gedor ke arah pintu.

   "Apa yang kau lakukan?" tanya Athlanta saat membuka pintu kamarnya, dan mendapati David.

   "Athlanta?" tanya nya. David lalu langsung menghampiri ke pelukan gadis itu. "Aku merindukan mu." ujarnya dengan nada ringan tanpa rasa bersalah.

   Athlanta mengernyitkan dahinya, apa maksudnya itu? Untuk pertama kali ia melihat David menjadi orang yang sangat berbeda karena mabuk.
"kau mabuk, pergilah!" suruh Athlanta. Bukannya menurut, David malah semakin masuk ke dalam kamar Athlanta, lalu tidur di kasur yang sudah disiapkan untuk Athlanta.

   "Kau mau tidur di situ? Baiklah, aku akan cari kamar lain. Lagi pula, di mansion ini tidak akan kekurangan kamar kan?" Ujar Athlanta sambil menyilangkan tangannya.

   Mendengar itu David langsung duduk, meski sedikit susah dengan keadaanya. Ia lalu menggeleng seperti anak kecil. "Kau tidak boleh kemana pun, malam ini kita akan bermain." ujarnya.

   Athlanta memutar bola matanya, David benar benar tak pantas bertingkah seperti anak kecil untuk ukuran psyco seperti dia. "Kita tidak akan bermain apapun, atau kau akan menyesal besoknya setelah bermain dengan ku. Karena, Kau! Terlihat benar benar konyol, David."

   David mnegerucutkan bibirnya, "Ayolah Athlanta, aku sangat ingin bermain denganmu. jangan biarkan aku menunggu." David lalu menyodorkan botol wine nya. "Kau juga harus mabuk."

   Athlanta menggeleng. "Aku tidak akan minum apapun"

🗡🗡🗡

   "Aku kalah lagi!" teriak David, sambil memecahkan botol wine nya. Athlanta menggeleng. "Berhenti memecahkan botol itu, atau kamar ini akan penuh dengan pecahan."

   David lalu mengangguk dengn sangat keras. "Aku sudah selesai Bermain. Bagaimana kalau kita saling bertanya?" ujar David, sambil berjalan ke arah kasur dan menjatuhkan dirinya disana. Athlanta menggeleng kencang.

   "Kedengarannya sangat membosankan." ujarnya.

   David sesekali menutup matanya, ia sudah sangat mabuk. "Kemari Athlanta!" suruhnya, dengan nada memerintah yang terdengar konyol karena ia sedang mabuk.

   Athlanta lalu berjalan dengan langkah yang goyah, menghampiri David. Ia lalu ikut menjatuhkan tubuhnya di sebelah David. "Ayo kita mulai permainan, kau boleh bertanya apapun kepadaku dan sebaliknya. Dan harus menjawab." ujar David. Athlanta hanya mengangguk angguk.

   "Seperti apa kau melihatku? Kau harus menjawab nya Athlanta" tanya David.

   "Baiklah." ujarnya. "Aku melihatmu ya? seperti...." ia terlihat berfikir. "Seperti David, kau David, karena kau David." ujar Atlanta. David hanya bergumam bingung beberapa saat.

   Ia lalu Tertawa, diikuti dengan Athlanta. "Kau benar, aku memang David. Dan sekarng giliranmu."

   "Yeay, giliranku!" Athlanta bersorak. "Emmm, baiklah. Aku akan bertanya. Apa ya?. Ah ini saja!" Atlanta berusaha bangun. Ia lalu memegang wajah David, untuk menatap nya "Apa kau benar benar Daddy ku? Maksudku, siapa istrimu?"

   David diam sesaat, ia hanya menatap Atlanta. "Apa maksudmu? Aku bukan Daddy mu. Dan istri hanya untuk mereka yang ingin terikat dengan status, dan tentu aku tak menginginkan nya." David lalu terkekeh. "Hm?" David menatap Atlanta yang mulai menangis. "Kenapa kau menangis?"

   "Kau bukan Daddy ku? Berarti selama ini aku tak punya orang tua?" tanya Athlanta, sambil menangis seperti anak kecil. David menggeleng kencang. Mmbuat tangis Atlanta semakin kencang.

   "Kau tak butuh mereka Atlanta." ujar David sambil menepuk nepuk kepala Atlanta.

   "Tidak, kita sangat butuh orang tua. Kalau tidak kita tidak akan tumbuh seperti anak normal lainnya" ujar Atlanta.

   "Baiklah kalau kau ingin orang tua!" ujar David, membuat Atlanta segera menghentikan tangisnya, "Kau punya orang tua wanita."

    Atlanta melotot "Ibuku?" tanya Atlanta. David mengangguk. "Siapa dia?"

    "Dia itu..,Huekkk" ia mengeluarkan seluruh isi perutnya. "Huekk." Atlanta yang melihat itu pun ikut mengeluarkan isi perutnya.

*
*
Apa masih kurang panjang gaess?:V
Udah lah ya.
Dan buat kalian, jaga kesehatan ya.
#DiRumahAja ok?
   

 

  

PSYCOPATH IS MY DADDY✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang