Sebuah Alasan;

2.3K 276 56
                                    

Pandangan seorang Jake tidak lepas dari guru perempuan yang sedang memberikan materi pelajaran di depan kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pandangan seorang Jake tidak lepas dari guru perempuan yang sedang memberikan materi pelajaran di depan kelas. Dia adalah Ayyara Maharani. Perempuan yang telah menarik perhatian seorang Flower Boys sekolah --Jake, diawal pertemuan mereka.

"Baik, ada yang ingin ditanyakan perihal materi hari ini? Jika tidak ada, silakan catat semua yang ada di papan tulis ke dalam buku catatan matematika kalian," ucap Ayyara tegas.

Jake mengangkat satu tangannya. "Bu Ayyara. What about the sum between vectors A and B?" tanyanya dengan senyuman manis.

Ayyara mulai menerangkan dengan lebih pelan agar mudah di pahami. "Jika kalian menggunakan cara segitiga, titik pangkal vektor B berhimpit dengan titik ujung vektor A."

"Tapi, jika kalian menggunakan cara jajargenjang, titik pangkal vektor A berhimpit dengan titik pangkal vektor B. Bagaimana? Sudah mengerti?" jelasnya sembari menunjuk gambar segitiga dan jajargenjang pada papan tulis menggunakan spidolnya.

Jake menganggukkan kepalanya tanda dia mengerti. Padahal dia sudah paham sejak awal. Pertanyaan itu hanya umpan untuk menarik perhatian Ayyara.

Jangan lupa, Jake adalah siswa peringkat satu pararel. Dia juga mantan ketua organisasi di sekolah. Ayyara pun mengetahui itu. Hanya saja dia sedang mengajar di kelas, jika tidak, sudah pasti dia akan berteriak di depan wajah Jake karena sudah sengaja mengerjainya.

"Mengerti Bu. Terim kasih banyak. Saya udah paham." Jake tersenyum lagi untuk kesekian kalinya pada Ayyara.

Jay, sahabat yang duduk di samping Jake hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, karena merasa heran melihat tingkah Jake hari ini. Terutama saat Ayyara masuk ke dalam kelas.

Materi yang mudah kayak gitu, masih aja dia bertanya. Apa maksud dari sikapnya? batin Jay.

"Sama-sama." Ayyara kembali bertanya, "ada yang ingin bertanya lagi? Kalau tidak, catat dan kumpulkan besok."

"Baik Buuu," sahut murid-murid serempak.

Ayyara kembali duduk di kursi yang telah tersedia untuk guru. Dia mulai membuka bahan materi yang sedang dia susun untuk bahan ajar. Jari-jari lentiknya dengan cepat mengetik tiap kata pada notebook di hadapannya.

Sedangkan Jake yang telah selesai mencatat materi --di papan tulis, mulai mengalihkan pandangannya ke tempat di mana Ayyara duduk. Jake terpesona melihat wajah Ayyara saat sedang serius, pemandangan itu seperti memberikan kebahagiaan tersendiri untuk Jake.

Integral | Jake Sim ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang