Merindukan Sosoknya;

811 120 5
                                    

Di kediaman Jake

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kediaman Jake.

Jake melangkahkan kakinya menuju ruang tamu dan disambut oleh beberapa pelayan di rumahnya.

"Di mana Papa?" tanya Jake.

"Ya 'den, Pak Dimas sedang ada rapat di kantor, ada yang ingin Aden sampaikan?" sahut salah satu pelayan.

"Nggak. Aku akan ke kamar. Jangan ada yang menggangguku! Papa sekalipun!" seru Jake dan langsung melangkahkan kakinya menuju kamarnya di lantai atas.

"Aden tunggu. Bapak memberikan perintah pada kami, kalau 'den Jake sudah pulang harus makan malam lebih dulu sebelum kembali ke kamar," ucap pelayan itu sembari berjalan cepat mengikuti Jake.

Tangan kanan terangkat satu, kode kalau Jake tidak ingin diikuti. Pelayan yang mengikuti Jake pun berhenti.

Suara pintu tertutup terdengar begitu nyaring karena Jake sengaja membanting pintunya, dia muak dengan suasana rumah yang selalu monoton.

Jake membaringkan tubuhnya di sofa dekat meja belajar. Dia mengatur napasnya karena emosi yang tertahan. Dia lelah dengan semua yang ada. Dia sangat merindukan seseorang yang selama ini selalu ada dipikirannya.

Mah, aku merindukanmu... Batin Jake sembari memejamkan mata.

***

Tiga tahun yang lalu.

Dua hari sebelumnya adalah hari di mana sang Ibu dari Jake pergi dari dunia di mana keluarganya hidup, meninggalkan suami dan satu anaknya itu.

"Semua salah Papa!" teriak Jake kepada Dimas.

"Maafkan Papa. Nggak semua yang kamu dengar itu benar Jake. Kamu harus mendengar langsung dari Papa," sahut Dimas mencoba menjelaskan.

"Apalagi yang harus kudengar Pah? Penyebab Mama bunuh diri itu adalah Papa!" seru Jake dengan tangis yang masih tersisa.

"Papa nggak —"

"Aku nggak mau mendengarkan penjelasan apapun dari Papa!" teriak Jake memotong pembicaraan Dimas.

Jake berdiri dan melangkahkan kakinya meninggalkan Ayahnya yang diam tak bergeming di sofa ruang tamu rumahnya.

Maafkan Papa, Jake... batin Dimas.

Jake menganggap kematian Ibunya adalah kesalahan sang Ayah. Karena, Jake mendengar pertengkaran di antara mereka, sehari sebelum Ibunya melakukan percobaan bunuh diri.

Ibu Jake meminta penjelasan pada suaminya atas apa yang terjadi antara Dimas dengan juniornya saat kuliah dulu. Dan pertengkaran tersebut berakhir dengan Ibu Jake pergi dari rumah.

Namun, ada telepon dari Rumah Sakit setelah beberapa menit Ibu Jake pergi dari rumah. Suster memberitahu bahwa Ibunya itu mengalami kecelakaan dan tidak bisa di selamatkan karena tewas di tempat.

Integral | Jake Sim ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang