Di sebuah Restoran dekat sekolah, terlihat Jake dan Jeffry duduk di salah satu kursi --meja yang ada di ruangan terbuka ruangan tersebut. Keduanya sama-sama memesan secangkir kopi panas. Maklum saja, cuaca agak sejuk karena hujan baru selesai melakukan tugasnya membasahi bumi.
Seperti yang pernah Jeffry bicarakan tempo hari pada Sunghoon, bahwa dia akan menemui Jake untuk berbincang sesama lelaki. Dan hari ini akhirnya terwujud karena Jeffry maupun Jake baru ada waktu luang. Sedaritadi, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Entah mereka canggung atau sengaja tidak ada yang ingin bicara lebih dulu.
Hingga akhirnya, Jeffry sebagai yang tertua memutuskan untuk menghakhiri kecanggungan yang ada. "Jake, saya tau ini kesannya gimana gitu ya?"
"Santai aja Bang, dan nggak perlu terlalu formal juga. Anggap aja kayak ngobrol sama Sunghoon," celetuk Jake tiba-tiba.
Jeffry mengernyitkan dahinya. "Oh oke aja gue kalau mau lo begitu. Jadi, langsung aja ya? Lo udah tau kan kalau gue jadian sama Ayyara? Dan gue—"
"Lo merasa nggak enak sama gue, Bang? Santai aja..." sahut Jake dengan sombongnya, padahal dalam hati ada bunyi kretek-kretek.
Mendapati Jake yang berusaha untuk tegar, membuat Jeffry tersenyum maklum. Bagaimana pun dia menganggap Jake seperti sepupunya sendiri, Sunghoon. "Iya gue tau. Maksud gue ngajak lo ketemuan di sini itu, gue mau nanya sama lo. Jawab jujur ya."
"Nanya apaan Bang?" Jake harap-harap cemas.
"Lo beneran cinta sama Ayyara?"
Terkejut, diam mematung, Jake tak tahu harus menjawab apa. Dia memang menyukai Ayyara. Tapi, apa itu disebut cinta? Buktinya saat dia ditolak, sakitnya masih bisa ditanggung. Sebab setahu Jake, kata orang kalau cinta ditolak sama orang yang benar-benar dicintai itu sakitnya luar biasa.
Hingga beberapa detik, Jake tak menjawab pertanyaan Jeffry, membuat lelaki dewasa itu berdehem dan bertanya untuk kedua kalinya. "Lo beneran cinta sama Ayyara?"
"H-hah?" Jake tersentak, lalu sedikit ragu menjawab pertanyaan Jeffry. "Kalau iya kenapa? Terus kalau nggak juga kenapa?"
"Kalau iya, gue akan ngasih izin buat lo deketin Ayyara. Kalau nggak ya berarti gue nggak akan ngelepasin Ayyara, gue akan mempertahankan dia apapun yang terjadi. Sekali pun lo atau cowok lain di luar sana berusaha buat ngerebut Ayyara," jawab Jeffry dengan santai.
Sontak hal itu membuat Jake termangu. Jika dia benar-benar mencintai Ayyara, Jeffry akan memberikan kesempatan untuknya mendekati perempuan itu. Haruskah Jake menerima tantangan ini? Tapi, dia sendiri pun masih ragu dengan perasaannya.
Seperti tahu Jake sedang bingung, Jeffry sengaja mengatakan hal yang membuat Jake semakin pusing. "Lo harus jawab sekarang Jake. Cinta itu bukan untuk main-main. Kalau lo suka atau cinta sama seseorang, ungkapkan langsung. Kalau lo ditolak, berusaha terus sampai lo capek sendiri. Ini bukan soal prinsip atau sesuatu yang biasa orang bilang 'kita punya cara masing-masing dalam mencintai', gue paham banget. Tapi, ini tentang kejelasan Jake. Sampe sini paham nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Integral | Jake Sim ✓
Fanfic[feat; Sunghoon, Jay & Jungwon] Jake Arkana, merupakan seorang siswa tingkat akhir di SMA ILAND. Di mana dia dijuluki Flower Boys di sekolahnya. Bukan tanpa alasan mengapa jajaran berseragam di sana memberikan nama itu untuk Jake. Namun, dibalik pre...