Takdir Membelenggu;

619 79 3
                                    

Di kamar bernuansa green milik salah satu putri dari keluarga tersebut, yaitu Ayyara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kamar bernuansa green milik salah satu putri dari keluarga tersebut, yaitu Ayyara. Perempuan itu sedang termangu di balik meja kerjanya sambil tersenyum sendirian. Perasaannya begitu membuncah hingga rasanya ingin berteriak, dan mengatakan bahwa ia sangat bahagia malam ini.

Pasalnya saat makan malam tadi, Jeffry antara sadar tidak sadar mengatakan bahwa dia sangat menyayangi Ayyara, hingga pipi perempuan itu bersemu merah. Sangat menggemaskan menurut Jeffry kala itu.

Juga, untuk pertama kalinya setelah sekian lama mereka bisa makan siang yang kesorean bersama dengan kedua kakaknya --Sora dan Daniel. Membuat kebahagiaannya kini semakin bertambah. Tapi, tidak lupa perempuan itu bersyukur atas apa yang dia rasakan saat ini.

Tiba-tiba suara decit pintu kamar terdengar. Menampilkan sosok kakak perempuannya --Sora. Wanita dewasa itu tersenyum ke arah Ayyara.

"Mbak boleh masuk?" tanyanya.

Ayyara berdiri dari duduknya dan mengangguk, lalu berjalan ke arah sofa di dekat jendela. Dia duduk di salah satu sofa single. Sedang, Sora menghampirinya dan duduk di seberang.

"Kamu lagi apa sayang?" tanya Sora sambil menyilangkan satu kakinya.

Ayyara tersenyum sumringah. "Aku sedang bahagia karena bisa pulang ke rumah dan bertemu dengan Mbak dan juga Bang Daniel," jawabnya.

Kakak perempuannya itu terkekeh. "Yakin hanya itu?" tanyanya lagi.

Adik kecil bagi Sora itu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Dia tersenyum malu sambil menyilangkan kedua kakinya di atas sofa.

"Jangan menggodaku, Mbak. Aku malu," jawabnya.

"Kamu terlihat jelas sangat bahagia saat ada Jeffry tadi. Padahal kalian sering bertemu, tapi masih belum ada kemajuan?" cecar Sora mencoba memancing Ayyara.

Perempuan itu hanya menaikkan sebelah alis matanya. "Maksud Mbak?" tanyanya.

"Kamu sudah dewasa. Masa nggak ada kemajuan dalam hubungan kalian? Masih berstatus sahabat? Heum," ucap Sora sambil menggoda adiknya itu.

Baru saja Ayyara ingin menjawab ucapan kakak perempuannya itu, tiba-tiba ponselnya berdering. Dengan sigap ia berdiri dan menghampiri kasur untuk mengambil ponselnya.

Jeffry is calling ...

"Siapa?" tanya Sora.

"Jeffry, tunggu sebentar Mbak," jawab Ayyara.

"Halo Jeff."

Senyuman sumringah menghiasi wajah cantiknya kini.

[Ya halo. Ayy, ada yang ingin aku katakan padamu.]

Detik itu juga Ayyara mengernyitkan dahinya.

"Ya Jeff, ada apa? Kenapa suaramu begitu khawatir?"

Integral | Jake Sim ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang