Di kediaman keluarga Jake, suasana yang biasanya sunyi berubah menjadi sangat riuh. Banyak teman-teman Jake yang datang ke acara perayaan ulang tahunnya. Namun, sang pemilik acara masih belum terlihat batang hidungnya.
Jay dan Jungwon sudah berada di taman belakang rumah ini. Acaranya bertemakan garden party. Mereka berdua sedang menunggu Sunghoon, pemuda itu bilang akan segera sampai.
"Gimana nih? Jake belum juga turun dari kamarnya," tanya Jungwon pada Jay.
Jay hanya menggedikkan bahunya. "Apa perlu gua susul ke kamarnya?"
"Ya udah buruan, jangan malah nanya," sahut Jungwon sembari menahan emosinya karena gemas.
Jay menyengir menunjukkan senyum manisnya. "Oke, gua ke kamar dia dulu," sahutnya.
Baru saja Jay akan melangkahkan kakinya. Sunghoon datang bersama seorang perempuan. Dia tersenyum ke arah Jay dan Jungwon.
"Lo dateng sama Bu Ayyara?" tanya Jungwon sedikit tercengang. Gimana bisa?
Sunghoon mengangguk. "Ya, gue dateng sama Bu Ayyara. Guru yang mengajar di angkatan kita juga diundang 'kan? Nah, Bu Ayyara belum pernah dateng ke sini, ya udah gue ajak bareng aja."
Ayyara mengangguk membenarkan apa yang dikatakan Sunghoon dan dia tersenyum, membuat Jungwon terkesima. Perempuan itu juga baru mendapat kabarnya dari Yeri dua jam lalu. Karena rasa bersalah yang terus menghantuinya, dia bertekad untuk datang.
Sedangkan Jay memicingkan matanya dan menarik lengan Sunghoon untuk menjauh dari kerumunan.
Sunghoon sedikit tersentak, namun tetap menurut mengikuti Jay. "Ada apaan?"
"Jelasin ke gua, kenapa Bu Ayyara bisa dateng bareng lo? Lo tau, baru aja sahabat kita di tolak olehnya. Sekarang lo malah --"
"Tunggu! Beneran gue nggak tau. Bu Ayyara nggak cerita sama gue. Lo harus tau, gue nggak punya hubungan khusus sama Bu Ayyara. Gue kenal karena dia adalah sahabat dari kakak sepupu gue, Jeffry," ucap Sunghoon memotong ucapan Jay.
"Seriusan? Jadi, dia sahabat dari kakak sepupu lo? Tapi, gua nggak pernah tau gimana wajah kakak sepupu lo," sahut Jay masih dengan kecurigaannya.
"Itu karena dia tinggal di Apartemen dekat Rumah Sakit Jakarta. Dia magang di sana. Tapi, sekarang dia pindah ke Apartemen dekat Bu Ayyara," sahut Sunghoon.
"Oh, jadi kakak sepupu lo calon dokter? Oke gua percaya sama lo." Jay menghela napas lega.
Sunghoon mengangguk. "Ini yang pengen gue ceritain sama lo. Tapi, sekarang lo udah tau. Lo bisa jelasin semuanya ke mereka nanti."
"Hm, nanti bakal gue ceritain ini ke mereka," sahut Jay.
Akhirnya mereka kembali menghampiri Ayyara dan Jungwon. Tidak lama kemudian, Jake turun ke lantai bawah dengan Dimas di sampingnya dan menuju taman belakang.
Nyanyian selamat ulang tahun terdengar sangat meriah, jelas karena tamu yang datang sangat banyak. Jake tersenyum lirih dan meniup lilinnya. Dia cukup bersyukur dengan semua yang Tuhan berikan padanya. Namun, dalam hatinya dia sangat ingin sang Mama hadir untuk merayakan ulang tahun bersama.
Walau Jake sudah berusia tujuh belas tahun, tak berarti Jake seperti kebanyakan orang yang dengan bebas merayakan ulang tahun meriah diluar pengawasan Ayahnya. Terutama sang Nenek, yang sangat menjaga Jake untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa merusak masa mudanya.
Dimas membuka pembicaraan. "Baiklah, terima kasih untuk semua teman Jake dan juga guru-guru yang telah meluangkan waktu untuk hadir di acara ini."
"Hari ini putra saya satu-satunya sedang berulang tahun yang ke tujuh belas. Saya berharap semoga Jake bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Selalu disehatkan jasmani maupun rohaninya. Intinya doa terbaik untuk anak saya..." Dimas menatap Jake, tapi anaknya itu malah bersikap acuh.
Tersenyum menatap tamu-tamu, Dimas berkata, "silakan nikmati jamuan yang telah tersedia."
Beberapa tamu undangan mulai menghampiri Jake untuk memberikan selamat ulang tahun. Namun, ujung ekor matanya menangkap sosok Ayyara yang telah membuatnya patah hati.
Ayyara pun melirik ke arah Jake dan irisnya kini saling bertemu. Jujur, Jake sangat senang melihat perempuan itu hadir di acara ulang tahunnya. Namun di sisi lain, dia juga merasa sedih.
Perempuan itu menghampiri Jake pada akhirnya. "Selamat ulang tahun Jake, saya harap kamu bahagia selalu," ucapnya.
Jake tersenyum kikuk. "Terima kasih udah dateng Bu. Seenggaknya rasa sakit yang Ibu berikan tadi sore bisa tertutupi dengan hadirnya diri Ibu di sini," sahutnya.
Ayyara semakin merasa bersalah. "Maafkan saya untuk hal itu Jake. Tapi, diluar dari permasalahan itu, saya ingin kita tetap bisa berteman bukan hanya sebagai guru dan murid tapi teman sebaya, kamu bisa menganggap saya seperti itu," ucapnya.
"Really?" Jake mengerjapkan matanya, dan senyum merekah terlihat di wajah tampannya.
Kesempatan masih ada. Semangat Jake! batinnya.
Ayyara mengangguk dan tersenyum. Setidaknya ini bisa membuatmu tersenyum kembali Jake. Semoga kamu bisa mengerti mengapa aku menolakmu. batinnya.
Dimas tiba-tiba menghampiri mereka. "Siapa?" tanyanya.
"Calon pacarku, Pah. Bukan! Maksudku, dia adalah guru baru di sekolahku namanya Ibu Ayyara Maharani," sahut Jake kelepasan bicara.
"Bu Ayyara Maharani? Kenalkan, saya Dimas. Papanya Jake," ucapnya memperkenalkan diri.
"Iya, Pak," sahut Ayyara sembari tersenyum.
Dimas mengangguk. "Silakan di nikmati hidangannya, saya akan menemui guru yang lain," ucapnya.
Ayyara mengangguk kembali dan tersenyum.
"Teh, ayo kita ke sana," ucap Jake sambil menggandeng tangan Ayyara menuju sahabat-sahabatnya.
Kenapa wajah dan namanya nggak asing untukku? batin Ayyara yang masih penasaran dengan Dimas.
-•-
Semua tentang kesabaran. Jika kau sabar, apapun yang sedang kau raih perlahan akan menghampirimu.
With Loey,
©Aya, 2k20
KAMU SEDANG MEMBACA
Integral | Jake Sim ✓
Fiksi Penggemar[feat; Sunghoon, Jay & Jungwon] Jake Arkana, merupakan seorang siswa tingkat akhir di SMA ILAND. Di mana dia dijuluki Flower Boys di sekolahnya. Bukan tanpa alasan mengapa jajaran berseragam di sana memberikan nama itu untuk Jake. Namun, dibalik pre...