Eighteen - It's Okay to Not Be Okay

262 50 11
                                    

Author's POV

"Katanya nginput nilai? Emang di cafe bisa nginput nilai?"

Kelihatan banget sekarang Sally nggak nyaman duduk berhadapan dengan Doyoung di sebuah cafe yang jaraknya agak jauh dari kampus ini. Mukanya kelihatan gak bersahabat, padahal dia uda berusaha maksimal buat gak jutek.

"Gue baru inget kalo nilainya uda kelar diinput," jawab Doyoung ringan sambil mengunyah kentang goreng yang barusan dia comot.

Sally menatap asisten dosennya itu dengan jengah, kesal karena merasa telah dipermainkan. Bukankah kalau begini jatuhnya si Doyoung kelihatan lagi modus deketin Sally? Entahlah, cewek itu enggan berpikir terlalu jauh.

"Yaudah, kalo gitu gue balik aja," kata Sally datar, kembali ke bahas informal mereka.

Cewe itu gagal berdiri karena lengannya ditarik pelan sampe akhirnya dia terduduk lagi di bangkunya. "Makan dulu. Gue ngajak lu ke sini buat makan, bukan buat ribut," ujar Doyoung singkat.

Gimana mau makan dengan tenang? Sally dari awal emang curiga kalo ajakan Doyoung cuma terdengar seperti alasan aja, tapi dia juga heran kenapa pada akhirnya dia menuruti permintaan cowo tersebut?

"Kak, kata-kata gue waktu itu emang kurang jelas, ya?" tanya Sally langsung.

Doyoung menatap Sally dengan seksama. Dia bukan pria bodoh atau pelupa. Dia masih ingat dengan jelas apa saja yang sudah disampaikan gadis itu tempo hari.

"Jelas kok. Tentang lu mau jaga hati pacar lu, 'kan?" tanyanya balik seolah menantang.

Sally menghela napas, bingung harus bersikap seperti apa lagi. Jelas-jelas dia sudah bilang ingin menjaga jarak dengan asisten dosennya itu, kenapa ia merasa justru Doyoung malah mengabaikan kalimatnya waktu itu?

"Terus kenapa lu masih aja begini sih? Gue cuma..," Sally menatap Doyoung dengan sedikit kalut, "Gue cuma ngerasa uda curangin Taeyong kalo begini ceritanya," sambungnya dengan napas tercekat. Ia menahan tangis, entah kenapa air matanya tiba-tiba mendesak ingin keluar dari rumahnya.

Doyoung bukan lelaki tidak peka yang tidak paham dengan situasi sekarang. Dia tahu bahwa gadis di hadapannya itu sedang menahan tangis, namun ia memilih untuk tidak bersuara lagi.

"Kak, jangan bikin gue bingung," lirih Sally sambil menghembuskan napas panjangnya diiringi sebulir air mata yang berhasil lolos dari mata cantiknya.

Kali ini Doyoung menghentikan aktivitas mengunyahnya. Dia memilih untuk memperhatikan gadis di hadapannya.

"Kak, gue uda bilang mau jaga hati Taeyong. Gue tau harusnya gue gak perlu ngomong gini karena belum tentu lu ada maksud buat deketing gue apa gimana. Gue juga ngerasa gak enak karena nolak lu yang jelas-jelas cuma mau ajak gue temenan akrab aja, meski gue sendiri gak tau kenapa lu mau temenan sama gue tiba-tiba," Sally menggantung kalimatnya sebentar, menunggu reaksi dari lawan bicaranya yang nyatanya tak kunjung muncul, jadi ia melanjutkan kalimatnya lagi. 

"Di lain sisi sebenernya gue penasaran banget dengan apa yang terjadi antara lu dengan Taeyong. Tapi pada akhirnya gue cuma bisa menahan rasa penasaran gue karena gak pengen ribut sama Taeyong yang bahkan sekarang ngilang tanpa kabar. Gue memilih diam karena gue gak mau kalo nantinya gue malah ribut lagi sama dia."

Sally berkata panjang lebar dan membiarkan wajahnya basah karena air matanya sendiri. Di hadapannya, Doyoung hanya menatapnya penuh makna. Tidak ada yang menyadari bahwa di bawah meja, pemuda itu sedang mengepalkan tangannya sendiri hingga buku-buku jarinya memutih akibat tekanan dari kuku jarinya sendiri. Ia menahan diri untuk tidak mengatakan hal-hal yang memang belum saatnya dikatakan.

Asdos - Fly Away with Me ; Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang