Thirty Two - Cuma Mau Menghibur

238 43 1
                                    

"Abis gini langsung mandi terus tidur aja, jangan mikirin apa-apa," ujar Doyoung saat mobilnya mulai memasuki kompleks dekat kos Sally.


"Masa gue gak boleh mikirin tugas?" tanya Sally dengan alis terangkat. Bagaimana mungkin manusia tidak berpikir?


"Yaudah nugasnya bareng gue aja biar lo gak usah mikirin yang tadi," balas Doyoung santai.


Sally melebarkan matanya. "Kos gue aslinya ketat lho?!"


Doyoung menoleh dan tertawa sejenak hingga membuat gadis itu lebih bingung lagi. "Lo pengen gue main ke kos lo, 'kan?"


"Gue gak pernah ngomong kayak gitu!"

"Terus itu barusan apa? Pake ngomong kalo kos lo ketat. Emang apa coba kalo bukan lo yang pengen gue bertamu di sana nemenin lo nugas?"

"Tadi lo bilang mau nemenin gue nugas biar gak mikirin yang tadi. Emang apa coba kalo bukan bertamu?"

"Ada teknologi yang namanya internet dan ponsel pintar, bisa telponan atau video call, Rosalie Vanessa."


Sally terdiam. 

Benar juga, Doyoung tadi tidak menjelaskan secara detail tadi.


"Betah nih ceritanya?" tanya Doyoung sambil tersenyum.


Dahi Sally mengerut, tidak paham dengan maksud Doyoung. "Betah apa sih??"


"Uda sampe depan kos. Apa mau lanjut jalan lagi nih? Ada jam malem gak?" tanya cowo itu lagi.


Bisa saja Sally mengiyakan ajakan kakak tingkatnya sekaligus mantan asisten dosen yang ternyata juga memiliki keterlibatan dalam hubungannya yang kandas di waktu lalu. Namun karena hari ini ia merasa sudah sangat merepotkan Doyoung, maka ia pun menggelengkan kepalanya.


"Ngga deh, lain kali gue traktir makan ya, Kak. Lo tuh suka banget bikin orang berhutang budi sama lo," protes Sally dengan wajah murung dibuat-buat. Hari ini ia memang selalu ditraktir oleh Doyoung, tidak seperti yang ia katakan saat di pantai tadi. 


Kata Doyoung, dia adalah cowo yang masih punya harga diri dan tidak akan membiarkan perempuan membayar tagihan makan mereka. Klasik sekali bukan?


"Masa gue harus ngulang omongan gue di restoran tadi? Gak perlu 'kan ya," tanya Doyoung retoris. Memang cowo satu itu cukup keras kepala hingga membuat Sally berakhir mengalah.


Helaan napas lah yang keluar dari mulut gadis itu. "Kak, gue tuh gak enak selalu ngerepotin lo. Padahal gue yakin lo juga punya kesibukan dan masalah sendiri. Bahkan saat lo menjelaskan semuanya di cafe, gue yakin lo juga nahan perasaan sendiri di depan mantan lo. Jadi biarin sesekali gue balas kebaikan lo, ya? Jangan bikin gue ngerasah bersalah," ungkap Sally sambil menatap Doyoung, berharap mendapat persetujuan dari pemuda itu.


Mau tidak mau Doyoung ikut menatapnya dan ikut menghela napas juga. Makin ke sini ia merasa ada yang aneh, namun sebenarnya ia cukup terharu karena Sally masih memikirkannya di saat hati dan perasaannya jelas-jelas tersakiti. Ia mengakui bahwa ia turut andil karena telah menyembunyikan kebenarannya selama ini.

Asdos - Fly Away with Me ; Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang