Thirty Six - Nostalgia

195 38 1
                                    

"Resleting dulu jaketnya. Botol minumnya uda dibawa?"


Kembali lagi bersama dengan Doyoung versi Guru Taman Kanak-kanak.


Sally mendengus sambil melakukan apa yang dititahkan kepadanya. "Uda nih. Botolnya juga uda di kantongin," katanya sambil nunjukin kantong jaketnya.


"Banyak-banyak minum nanti pas di atas, takutnya dehidrasi," katanya sambil memeriksa perlengkapannya sendiri yang sudah ia siapkan di dalam ransel hitamnya.


Memang benar-benar penuh persiapan. Sally sendiri takjub karena sebagai perempuan dia tidak serajin dan setelaten itu. Lagian dia juga tidak ada persiapan matang karena memang tidak menyangka hari ini akan diajak stargazing oleh Doyoung.


Setelah merasa persiapannya sudah mantap. Doyoung menutup bagasi mobilnya lalu mengunci mobilnya dengan kontak. Mereka saat ini sedang berada di tempat parkir dan masih harus berjalan kurang lebih tiga puluh menit ke spot yang dimaksud Doyoung.


"Nanti kalau capek, bilang ya. Berhenti dulu, jangan dipaksa," pesan Doyoung persis seperti seorang ayah yang sedang bicara kepada anak gadisnya.


Sally di satu sisi pengen ngomel, tapi di sisi lain juga pengen senyum bawaannya setiap Doyoung bersikap seperti ini. Sisi lain cowo itu terlihat menarik di mata Sally karena dia belum pernah menemukan yang sejenis Doyoung seumur hidupnya.


"Kak, lo beneran kayak lagi ngajak anak lo tau. Gue gak sebocah itu kali," keluh Sally akhirnya. Dia ingat semua pesan Doyoung mulai dari selalu berada dalam jangkauan cowo itu selama berjalan, tidak memaksakan diri jika mulai merasa lelah, berjalan perlahan karena hari ini bukan bulan purnama alias jalannya gelap banget walaupun mereka bawa senter, dan masih banyak pesan lainnya.


"Lo gak paham rasanya menjaga amanat dan tanggung jawab sih. Kalo lo kenapa-napa gue bisa jadi kriminal di mata keluarga lo," kata Doyoung sambil mendengus. Omongannya sudah seperti calon pemimpin negara yang menanggung amanat seluruh rakyatnya.


Sally ikut mendengus. "Halah, pengen pencitraan ternyata," cibirnya asal.


"Kalo gue bilang gue ngelakuinnya karena emang gak mau lo kenapa-napa nanti lo jadi kaget," balasnya acak.


"Lah? Bukannya wajar? Jahat banget kalo lo pengen gue kenapa-napa sih, Kak."


"Yaudah, karena kata lo wajar. Siniin tangan lo," kata Doyoung sambil menghadap gadis mungil itu.


Gadis itu tanpa ide sama sekali melakukan yang disuruh Doyoung. "Ngapa—eh?"


Kalimat tanya Sally gak lengkap karena rasa hangat yang uda lebih dulu menyelimuti telapak tangan gadis itu. Doyoung menautkan jemarinya di sela jemari Sally kemudian mengangkatnya sedikit. "Ini demi keamanan bersama," ujar Doyoung lebih seperti sedang klarifikasi.


Sally bersyukur cahaya saat ini nampak remang-remang jadi pipinya yang merona harusnya bisa aman. "Yaudah, terserah aja," katanya pasrah, padahal dalam hati sudah seperti perang tidak karuan alias kacau balau. Doyoung memang handal membuat hatinya berantakan di waktu tertentu.

Asdos - Fly Away with Me ; Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang