Bab 5 : Elo Siapanya, Ge?

3.8K 364 36
                                    

Alarm hape Gege berbunyi pagi-pagi sekali. Ia langsung segera bangun dan mandi. Karena hatinya sedang berbunga-bunga deposito, Gege bernyanyi di kamar mandi. Bersenandung lagu Rapsodi-nya JKT48. Setelah mandi Gege memastikan memakai berdandan secantik mungkin, tak lupa menyemprotkan parfum terbaiknya.

Sebelum berangkat Gege merapikan berkas kerjaannya agar tak tertinggal. Dan yang paling penting lagi dan lagi adalah berkaca memastikan make upnya sudah membuatnya tampil makin cantik dan menarik khusus hari ini. Ia tidak ingin merasa insecure melihat kecantikan Shani.

Gege melangkah keluar dari kostan seperti penari balet sambil membawa dua buah helm di tangannya. Helm itu sebelumnya sudah dilap sampai mengkilat. Langkahnya begitu berirama sambil menyenandungkan sebuah lagu. Ia menyapa setiap penghuni kost yang ada. Gege melirik jamnya. Ia tidak ingin terlambat sampai tujuan.

Gege kemudian melajukan motornya. Kecepatan motor Gege tidak cepat dan tidak juga lambat. Tergantung suhu udara dan tingkat kelembaban hari ini. Ngga nyambung dan ngga ada hubungannya. Memang.

Sesampai di depan kost Shani Gege melihat sebuah mobil mewah parkir. Ia sepertinya pernah melihat mobil itu. Dan ada seorang pria berwajah tampan dan rupawan. Amir dan Yusup pasti akan merasa amat sangat insecure melihatnya.

"Itu kan pacar Shani? Mo ngapain?" Alis Gege berkerut.

Gege melihat Shani keluar dari gerbang kostannya. Pagi itu Shani tampak cantik sekali. Memakai blazer warna tosca dan rok selutut berwarna hitam. Rambutnya dibiarkan tergerai dan terhembus angin. Pacar Shani membuka pintu depan, sepertinya mengambil sesuatu. Sebuah buket bunga mawar, ia memberikannya kepada Shani. Shani mencium bunga itu dan tersenyum bahagia.

"Kapan baikannya mereka?" gumam Gege.

Ingin rasanya Gege menghampiri mereka, merebut buket bunga itu dan menginjak - injaknya. Menjauhkan Shani dari pria rupawan itu lalu menampar pacar Shani bolak balik.

"Woy, cowok ganteng! Lo jangan coba - coba ngerebut bakal calon jodoh gue ya!" Gege mengkhayal.

Sebuah kalimat menyadarkan lamunan Gege, "Elo siapanya Shani, Ge?"

Kemudian Shani masuk ke dalam mobil dan pacarnya menyusul masuk dari pintu sebelah kanan. Gege melaju mengikuti mobil Shani. Ia menjaga jarak agar tidak terlihat. Sepuluh menit kemudian mobil itu berhenti di sebuah kedai kopi. Shani dan pacarnya turun dari mobil dan masuk ke dalam kedai. Gege menyusul beberapa menit kemudian setelah melihat di mana Shani duduk.

Gege masuk kedai, rambutnya ia kedepankan agar tidak dikenali. Tapi malah seperti rambut kuntilanak kesiangan. Gege duduk kira-kira berjarak satu meja. Shani membelakanginya jadi Gege tak terlihat. Yang penting bagi Gege bisa menguping pembicaraan Shani dan pacarnya. Gege menutupi wajahnya dengan buku menu.

"Pesan apa, Mbak?" tanya waiter ke Gege bersiap mencatat pesanan.

"Orok bakar sama kopi sianida," jawab Gege melamun.

"Mbak?" waiternya bengong.

"Apa?!" tukas Gege jutek.

"Sehat?"

"Aduuuh. Maap. Roti bakar sama kopi pait. Ini uangnya. Buruan ya, Mas, keburu saya bunuh orang. Ambil kembaliannya," Gege menyerahkan uang berwarna merah ke waiter.

Waiternya geleng-geleng. Gege menutupi lagi wajahnya.

"Shan, nanti malam aku sudah reservasi restoran favorit kamu. Kita dinner ya? Aku janji just dinner."

"Iya, sepulang kerja ya?"

"Nanti aku bilang, Pak Malik supaya kamu ngga usah lembur malam ini."

Gege dan Sumini [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang