Bab 17 : Beginning of The End

2.8K 272 28
                                    

Shani tidak hanya mendapat fasilitas apartemen dari brand

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shani tidak hanya mendapat fasilitas apartemen dari brand. Ia juga memperoleh mobil Alphard yang digunakan Shani untuk memudahkan mobilitasnya melakukan kegiatan mempromosikan produk kosmetik Shanju. Sebuah pencapaian awal yang bisa dibanggakan oleh Shani sebagai pendatang baru dalam dunia entertainment.

Gege pun merasa senang akhirnya Shani terlepas dari Boy dan suasana pekerjaan kantor yang tidak kondusif. Dipilihnya Shani menjadi brand ambassador, menjadi sebuah lompatan jauh bagi Shani agar bisa meraih banyak hal di kemudian hari. Ia bisa menjadi entertainer seperti bintang iklan produk lain, artis film, sinetron, foto model, host, MC, dan sebagainya.

Tentu ini adalah perubahan besar dalam kehidupan Shani. Dan juga Gege. Satu sisi Shani merasa ini adalah dunianya yang sama sekali baru. Masih harus belajar banyak hal di dunia entertainment. Namun sangat bertolak belakang bagi Gege, ia merasa ini semua adalah 'kesalahan' yang tidak pernah ia pikirkan apa yang akan terjadi saat ini. Itu yang menyebabkan Gege menangis ketika di hotel. Ada banyak hal dimana ia menyadari justru akan kehilangan banyak kenangan dan kebiasaan bersama Shani.

Sepulang dari liburan, Gege lebih sering merenung.

"Ge, aku boleh tanya sesuatu kan?" tanya Shani sambil memasak sarapan pagi untuk Gege. Ia nampak cantik memakai celemek dan rambut yang digelung ke atas.

"Tentu aja boleh," Gege memeluk Shani dari belakang. Mencium aroma gurih nasi goreng.

"Kamu kenapa waktu di hotel nangis?"

Gege melepaskan pelukannya, lalu duduk di lantai. Shani terkejut.

"Ge? Kenapa? Ada apa?" Shani mengelus pipi Gege. Ia juga duduk bersila di lantai.

"Kamu tau dari siapa?"

"Mas Gito ngasih tau."

"Ooh, itu. Aku nangis bahagia aja. Seneng liat kamu sekarang." Gege berusaha menyembunyikan perasaannya.

"Ge, please dont lie to me."

"Aku ngga ingin membahasnya."

"Karena aku?"

"Bukan. Masa gara - gara Shani."

"Lalu?"

"Aku makan nasgornya ya. Keburu dingin." Gege bangkit lalu duduk di kursi dapur. Ia menyuap nasgor buatan Shani.

"Ge, ini aku bawain bekal." Shani meletakkan tempat bekal makanan berisi nasi goreng.

"Kecil amat bekalnya," protes Gege.

"Trus pake apa?"

"Rantang." Gege tertawa. "Biar sekantor bisa nyobain nasgor kamu.

”Hahaha, kan aku masak spesial buat Gege."

"Eh, Gege punya sesuatu buat Shani."

"Apa, Ge?" Wajah Shani terlihat antusias. Ia melepaskan celemeknya dan diletakkan di atas meja.

Gege dan Sumini [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang