Bab 16 : Awal Dari Sebuah Akhir?

2.8K 281 48
                                    

Di tengah malam, para tamu hotel sedang tidur nyenyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah malam, para tamu hotel sedang tidur nyenyak. Merasakan ketenangan dan kesejukan suasana hotel. Mimpi tentang keindahan dan keteduhan Garut. Tapi tidak untuk Gege dan Shani. Mereka memilih dinner di sebuah saung merayakan ulang tahun Gege, di tengah dinginnya malam dan hembusan angin yang menusuk tulang.

Usai menikmati menu spesial, Gege memilih menu kesukaannya. Spaghetti. Shani memesan bakso. Dinner macam apa memesan bakso?

"Enak, Ge?"

"Enak, tapi...ga kenyang," jawab Gege.

"Ya udah pesen tiga porsi." Shani memberi usul.

"Mau makanan lokal aja. Shani mau tambah baksonya?"

"Ngga, Ge. Ini udah kenyang."

Gege menghubungi Mas Gito yang sedang menjadi waiter malam itu melalui HT. Shani tertawa melihat kelakuan Gege yang ngga ada romantis - romantisnya.

"Kijang satu, kijang dua. Customer saung nambah masakan lokal."

"As you wish, Ge," jawab Mas Gito nun jauh di kitchen.

"Emang Mas Gito tau, Ge, makanan lokalnya?"

"He knows everthing about me and you."

"Really?"

"He really does! For sure."

Shani tertawa kecil.

"Shan, makasih ya udah bikin kejutan buat aku."

"Iya, setelah apa yang telah kamu berikan ke aku, sekarang aku pengen kasih sesuatu yang akan kamu inget selamanya. Mudah - mudahan."

Gege tersenyum. Memegang tangan Shani dan mencium punggung tangannya.

Mas Gito datang membawa pesanan Gege.

"Silahkan. Selamat menikmati masakan kami," ujar Mas Gito.

"Enak, Mas. Menu spesialnya," Shani memuji.

"Itu beli dari resto sebelah," Mas Gito nyengir.

"Hah?" Shani terkejut.

"Ha-ha-ha-ha.... ngga lah. Bercanda kok." Tawa Mas Gito terdengar cringe. Ia lalu pergi meninggalkan saung.

"Tengah malem stress!" Gege mengumpat.

"Ge, spaghettinya aja belom kamu abisin."

Seperti biasa, Gege merusak suasana.

"Biar semua rasa bersatu padu," Gege mencampur spaghetti dengan nasi, tempe goreng dan sambel. Lalu mengaduknya rata.

"Gege ih!" Shani tertawa sambil geleng - geleng.

"Biar nyunda." Gege nyengir. Kakinya dinaikkan sebelah. Gaya makan ala warteg. Dan menikmati spaghetti campur nasi dengan tangan.

Malam itu, mereka menikmati dinner sesuka hati Gege dan Shani. Malam yang mungkin sulit terulang di masa depan. Suasana makin larut dan ditemani suara serangga malam, hembusan angin makin terasa dingin.

Gege dan Sumini [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang