Bab 12 : Ketubiran

3K 318 33
                                    

Ting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting

Lift lobby terbuka.

Seorang pria berpakaian tshirt, jaket kulit, bercelana jeans sobek tampak tergopoh - gopoh menghampiri Gege. Wajahnya terlihat senang.

"Ada apa, Ge?" tanya Mas Gito.

"Dengerin ya, jangan banyak tanya. Nanti di dalam kita pura - pura ngobrol. Kalo aku ngomong kamu jawab. Jangan keras - keras nanti ditampol security. Inget, ga usah banyak nanya. Ikutin aja Gege. Ngerti."

"Ngerti, Ge." Mas Gito tersenyum meringis karena Gege menggandeng tangannya masuk restoran.

Gege dan Mas Gito duduk tidak jauh dari Shani dan Boy. Mereka memesan croisscant dan kopi hitam. Letak Shani membelakangi Gege, jadi yang bisa melihat Gege hanya Boy dan Ibunya Boy yang masih berada di toilet.

"Mulai ya?"

"Ijab kabulnya?"

"Hih, aktingnya! Akting!" Muka Gege seolah menunjukkan gestur gue-cekek-lu.

"Ooh, oke," jawab Mas Gito.

"Ehem.." Gege mengetes suara. "Kita kan sudah putus, kenapa kamu masih maksa - maksa ketemu? Pake ngajak breakfast!" pekik Gege.

Mas Gito terdiam. Bingung. Mata Gege melotot.

"Jawab woi," bisik Gege.

"Aku masih sayang padamu! Jangan sampai kau meninggalkan aku!" jawab Mas Gito bernyanyi dengan nada lagunya ST12 berjudul sama.

"Mas Gito, mereka nengok ngga?" bisik Gege.

"Nengok, Ge. Shani ngeliatin kita," bisik Mas Gito.

Shani menoleh, ia kenal suara itu.

"Tapi aku tidak mencintaimu lagi! Aku sudah punya pacar," ujar Gege dengan nada tinggi.

"Aku tak tak tak peduli, Ge. Jalan tol akan aku seberangi , gunung lawu kan ku daki, tapi laut aku ngga berani, Ge. Aku ga bisa berenang!"

Gege menahan tawa. Mereka jadi tontonan pengunjung yang sedang sarapan. Termasuk Boy dan Shani. Ibu Boy yang baru dari toilet pun menonton.

"Kamu keterlaluan. Kamu egois Mas Boy eh, Mas Gito!"

"Aku? Keterlaluan? Memang, Ge! Aku keterlaluan! Terlalu tampan dan ganteng!"

"Kamu harus bertanggung jawab Mas Gito!" pekik Gege.

"Tanggung jawab apa wahai calon mempelaiku?"

"Aku ham....eh, aku belum gajian Mas Gito!!"

"APA??! Sung-guh a-ku ter-la-lu tam-pan!!"

"Dasar tidak bertanggung jawab. Aku tidak punya uang lagi!!!" Gege berakting menangis.

"Tampar aku, Ge! Tampar! Tampar aku!!" Mas Gito menawarkan pipinya ke Gege.

Gege dan Sumini [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang