Bagian 9 : Ikut Campur

47 10 2
                                    

Kalo ga punya alasan, ga usah ikut campur

Happy Reading

🎉🎉🎉

Devan berjalan bersama Vito menuju kelas, tiba-tiba bersamaan itu mereka mendengar Raka dan Adnan yang sedang berbincang dibelakang sekolah yang membuat mereka melihatnya.

"Eh, itu si Raka sama Adnan ngapain? Kepoin ah," ucap Vito lalu langsung bersembunyi dibalik tembok sambil menguping pembicaraan mereka. Devan yang melihat tingkah temannya itu mau tak mau ia ikut bersembunyi dan menguping.

"Lo kenal Kenzie darimana?" Adnan hanya tersenyum smirk lalu berkata. Devan yang mendengar ucapan itu langsung berpikir.

"Adnan kenal Kenzie?" Batin Devan. Vito juga mendengarnya langsung menutup mulutnya terkejut. "Wah, ternyata si Adnan kenal Kenzie Van. Awas lho ditikung, hahaha," bisik Vito dengan nada mengejek kepada Devan agar tak ketahuan oleh mereka berdua sementara Devan langsung mengepalkan tangannya.

"Lo ga perlu tau," jawab Adnan simple.

"Gue lagi bicara baik, sebelum gue main kekerasan!" Ancam Raka yang sama sekali tak takut walau ia sudah diperingatkan akan dikeluarkan dari sekolah jika membuat keributan lagi. Devan dan Vito masih setia mendengarkan mereka, tak ingin ikut campur.

Adnan bukannya takut, ia malah mengeluarkan senyum andalannya.

"Silahkan," ucapnya yang menyulut emosi Raka. Saat Raka ingin sekali meninju wajah tampan Adnan menggunakan tangannya sendiri, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara yang membuatnya berhenti seketika.

"Stop!" Devan yang awalnya hanya melihat pertengkaran mereka seketika berubah menghadap kearah orang yang menghentikannya.

"Ke-Kenzie?" Ucap Raka terkejut dengan kedatangan Kenzie disini. Adnan juga terkejut dengan apa yang dilihatnya.

***

Kenzie dan Calista sedang menuju kearah ruang kelasnya, tiba-tiba Kenzie ingin pergi ke kamar mandi.

"Cal, kamu duluan aja. Aku mau ke kamar mandi dulu," izin Kenzie pada Calista.

"Oke," jawab Calista setuju lalu pergi meninggalkan Kenzie yang sudah pergi ke arah kamar mandi. Setelah selesai dengan urusannya, ia mendengar suara Raka. Karena kamar mandi dan belakang sekolah berdekatan, jadi Kenzie dapat mendengar suara Raka.

Karena rasa penasarannya, ia pergi kearah suara itu. Saat tiba ia melihat bahwa Raka ingin meninju lelaki yang tak tau namanya. Reflek, Kenzie langsung berteriak.

"Stop!" Teriaknya lantang yang dapat perhatian dua orang yang sedang bertengkar itu dengan wajah yang terkejut.

"Ke-Kenzie," ucap Raka terkejut. Memang Kenzie tak tahu menahu apa yang sedang Raka dan lelaki itu bicarakan sampai membuat Raka emosi. Tapi Kenzie tak ingin membiarkan lelaki itu babak belur ulah kakak sepupunya itu.

"Kakak apa-apaan sih?!" Ucap Kenzie marah. Seketika tangan Raka yang ingin ia lemparkan ke wajah Devan langsung ia turunkan.

"Kamu ngapain disini?" Bukannya menjawab pertanyaan Kenzie, Raka malah balik bertanya yang membuat Kenzie kesal.

"Adanya aku yang nanya kenapa kakak disini," Devan masih menjadi penonton dibalik dinding tempat ia bersembunyi tanpa mau melerai perdebatan mereka. Vito? Vito juga sama seperti yang Devan lakukan, ia tak ingin ikut campur permasalahan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KENZIE'S STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang