chapter one

642 276 319
                                    

Happy reading.



"Aku bersyukur memiliki sahabat seperti mereka." - Arra.


"Aduh!" rintih cowok tampan yang bangun dari alam mimpinya.

Tidak lama dia berdiri sambil mencari keberadaan pelaku. "WOY! SIAPA YANG NENDANG KALENG?"

Arra masih stay di balik pohon, ia mengumpulkan nyawanya sebanyak mungkin. Dan akhirnya, ia keluar dari tempat persembunyiannya.

"G-gue. Gue yang udah nendang kalengnya," cicit Arra, "maaf, gue nggak sengaja," lanjutnya seraya menunduk.

"Lo mau nyari recehan? Sampe nunduk gitu."

"..."

"Bentar dulu deh, lo bukannya anggota ekskul Taekwondo, ya?" sambil meneliti wajah Arra.

"Hah? Iya. Gue anggota Taekwondo."

"Lo tau gue?" tanya cowok itu dan Arra pun menggeleng, "serius nggak tau gue?" Untuk kedua kalinya Arra menggeleng.

"Kenalin gue Nando. Ketua ekskul Taekwondo. Ralat, mantan ketua ekskul. Anak didiknya Sabeum Indra," jelasnya seraya menepuk dadanya dengan bangga.

"Heran, deh. Gue tau lo, tapi lo kok nggak tau gue, ya?"

Arra pun mengedikkan bahunya. "Gue balik ke kelas dulu, ya, Kak. Bentar lagi mau bel. Soal tadi, sorry banget."

"Eh, bentar dulu .... " Belum selesai Nando berbicara, Arra pun sudah berbelok dan tidak kelihatan lagi batang hidungnya.

*****

Arra mengayunkan jenjang kakinya di koridor terlihat siswa-siswi yang berlalu-lalang dan sesampainya di kelas.

Baru saja dia memijakkan kakinya. "YA AMPUN ARRA! LO KE MANA AJA, SIH? KITA-KITA NYARIIN LO TAU, NGGAK?" teriak Nayya dengan nada kesalnya.

"Tau lo, Ra. Ke mana aja, sih? Abis bunyi bel istirahat lo langsung kabur nggak tau ke mana," dengus Anna.

"Arra cantik-cantik sukanya ngilang kan Abang Amar jadi sedih," dramatis Amar, lalu langsung mendapatkan pukulan dari Arra, Nayya, Anna, Yassa dan yang terakhir Gilang. Mereka memang sudah berenam dari kelas 10 dan saling kenal waktu MPLS.

"Dah lah, temen-temen gue pada nggak beres," gerutu Arra.

"Yas, awas gue mau duduk."

Arra memang sebangku dengan Yassa.

Nayya dengan Anna.

Dan, yang terakhir Gilang dengan Amar, mereka berdua paling tidak waras diantara yang lain.

"Cerita dong, Ra. Tadi lo abis dari mana?"

Arra mengubah posisinya. "Tadi gue abis ke taman. Dan, lo tau nggak ... "

"Ya, nggak lah. Lo kan belum kasih tahu kita-kita," potong Nayya

"Mulut lo bisa diem nggak, sih? Mau gue sumpel pake buku, hah? Biar pinteran dikit," dengus Anna seraya memutar bola matanya.

"Lo berdua udah kayak perangko sama amplop," ucap Amar asal.

"Lah, bukannya kayak anjing sama kucing, ya, Mar?" tanya heran Gilang dan mengetuk-ngetukkan jarinya ke dagu.

GLOLARIA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang