chapter nine

329 190 97
                                    

jangan lupa tinggalkan jejak, klik paling bawah pojok kiri.

happy reading.



"Dengan cara lo ngelabrak gue. Itu sudah menggambarkan kalau harga diri lo jatuh. Harga diri, harga mati! Itu prinsip gue." - Arra.

Tok tok!

"ARRA! BANGUN!" teriak Tina seraya mengedor-ngedor pintu Arra.

"IYA BU, AKU UDAH BANGUN NIH," jawab Arra teriak tak kalah keras dengan Tina.

"CEPETAN, YASSA UDAH NUNGGU TUH." Arra yang dengar penjelasan itu langsung ngibrit ke kamar mandi.

Tidak sampai 5 menit, Arra sudah keluar kamar mandi. Dia segera memakai seragam, Arra hampir lupa kalo sekarang hari senin dan pastinya tidak boleh sampai telat saat upacara. Tidak menunggu lama akhirnya Arra selesai.

Arra berjalan menuju ruang tamu, dia melihat Yassa yang sedang asik mengobrol dengan Seno.

Seno yang melihat keberadaan Arra. "Sarapan dulu, Ra." Arra pun menolak alasan sudah pasti takut dirinya terlambat. Toh, di sekolah juga dia bisa sarapan, walaupun harus terburu-buru.

"Aku sarapan disekolah aja, Yah. Yuk Yas, berangkat," ucap Arra. Dan diangguki dengan Yassa.

"Loh, kalian gak mau sarapan dulu?" tanya Tina yang baru saja keluar dari dapur.

"Nggak, Bu. Kita sarapan disekolah aja takut telat," jawab Arra sembari melihat arloji di tangan nya.

"Kalo gitu kita pamit dulu ya," pamit Yassa.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah mereka keluar rumah. Arra menaiki motor milik Yassa. "Ra, pake jaket gue! Gak ada penolakan!" perintah Yassa. Arra yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas dan menuruti perkataan Yassa.

Tidak butuh waktu banyak untuk sampai ke sekolah. Akhirnya sekarang mereka sudah ada di parkiran.

Banyak siswa-siswi yang berlalu lalang di parkiran dan juga banyak pasang mata yang melihat mereka berdua.

Ada yang merasa senang jika Yassa dengan Arra dan ada juga yang tidak suka dengan kedekatan mereka.

Arra yang tahu terhadap itu langsung melepas tangan dari genggaman Yassa.  Yassa yang tahu pergerakan itu, lalu menaikkan satu alisnya. "Kenapa dilepas? Gak inget, pesan gue semalem?"

"Diliatin, Yas. Gue gak mau cari gara-gara, cukup sama si Marsha and the bear aja," cicit Arra.

Mendengar itu membuat Yassa menghela nafas. "Mana Arra yang gue kenal yang selalu berani ke orang-orang tanpa melihat status."

"Yaudah, biarin aja kata-kata mereka. Ayok kita ke kantin dulu," ajak Yassa.

Ketika mereka menyusuri koridor banyak cemooh-cemoohan untuk Arra.

"Cih, modus banget."

"Tangan woi, belom muhrim."

"Gilaa! Mereka serasi banget woi!"

"Boleh iri gak si, sama Arra?"

"Hati-hati kena friendzone tuh."

"Sahabat berasa pacaran, jir."

GLOLARIA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang