chapter six

368 206 179
                                    

jangan lupa tinggalkan jejak, klik paling bawah pojok kiri.

happy reading.



"Perlahan perasaanku mulai berwarna ketika bersamamu." - Arra.


Arra keluar kamar dan menuju ke ruang tamu. "Hallo semuanya!" heboh Arra, "Yuk, Yas. Kita langsung berangkat," lanjutnya.

"Yaudah, kalo gitu. Yassa pinjem dulu Arra nya ya Om, Tante."


"Yee, di kira gue barang apa ye, segala di pinjem-pinjem."

"Iya, Yas. Kalo Arra nakal, cubit aja. Om percayain sama kamu," ucap Seno seraya menepuk-nepuk bahu Yassa.

"Kalian baik-baik ya disana," ucap Tina.

"Siap Ibu, Ayah negara." Arra seraya memberi hormat. "Kalo gitu, Assalamualaikum, Arra yang cantik tak terhingga sepanjang masa mau minggat dulu," salam Arra seraya mencium punggung tangan Seno dan Tina. Begitu pula dengan Yassa.

Setelah mereka sudah keluar rumah. "Kita mau bawa apa nih kerumah Gilang? Buat nambah-nambahin cemilan," tanya Yassa.

"Bawa tempe mendoan aja, Yas. Kan enak tuh anget-anget," usul Arra.

"Oke, kita langsung kesana."


"Naik, Ra!"

Seusai Arra menaiki motor Yassa. "Lo pake hoodie gue aja ni, gak ada penolakan! Siapa suruh keluar pake lengan pendek," omel Yassa.

"Ini lengan nya gak pendek tau, Yas."

"Pake, Ra. Nih!"

"Iya-iya!"

Akhirnya mereka sudah meleset dari rumah Arra, dan kini menuju ke tukang tempe mendoan. Setelah sampai.

"Bang, beli tempe mendoan nya," ucap Arra.

"Beli berapa, Neng?"

"Berapa, Yas?" tanya Arra ke Yassa.

"Beli 50 ribu, Bang," ucap Yassa.

"Oke, tunggu sebentar, ya."

"Banyak amat, Yas. Kita kan cuma enam orang, siapa yang mau ngabisin?" heran Arra.

"Lo!"

"..."

"Gue tau, Ra. Lo suka laper kalo tengah malem," Yassa terkekeh.

"Tau aja lo, makin sayang Yassa deh!" ucap Arra dengan sumringah. Tidak lama kemudian.

"Ini, Mas, pesanannya."

Yassa mengeluarkan uang berwarna biru seraya menyodorkan uangnya. "Nih Bang, uangnya."

"Kok lo yang bayar semua nya, Yas?" heran Arra.

GLOLARIA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang