chapter twenty two

83 9 26
                                    

HAPPY READING!

Tidak lama kemudian. Arra dan sahabatnya langsung menyusuli Yassa. Sesampainya mereka di tempat parkir.

"Tiket parkir?" tanya Yassa.

"Hah?" jawab Arra dengan nada bingungnya.

"Di kamu?" Ah, Arra tahu apa yang dimaksud Yassa. Kenapa tidak bilang sedari tadi? Huft.

Arra mengeluarkan selembaran kertas. "Iya, Nih."

"Naik!"

"Apa, sih? Kamu tuh kalo ngomong yang jelas dong," kesal Arra.

"Naik ke motor."

"Oh." Arra mengangguk dan langsung menaiki motor Yassa.

"Langsung balik, nih?" tanya Gilang di balik helm fullface-nya.

Yassa langsung menancap gas dan diikuti oleh sahabatnya. Arra heran sekali Yassa tidak memaksa untuk memeluknya.

Ah, Arra hampir lupa sekarang Yassa sedang merajuk. Gadis itu langsung melingkarkan kedua lengannya ke pinggang Yassa.

Cowok tampan itu cukup terkejut. Baru kali ini Arra inisiatif untuk memeluknya. Yassa tahu, pasti kekasihnya ini ingin dirinya tidak merajuk lagi. Tapi, ia ingin mengerjai Arra, yaitu mendiamkan gadis itu.

Suasana malam ini sangat canggung. Karena sedari tadi, Arra mengajak ngobtol Yassa, ia justru dicuekin. Setelah sampai perempatan lampu merah, mereka dam sahabatnya memisahkan diri.

Sesampainya di depan rumah Arra. Yassa masih diam dan membuat Arra tidak brrkutik sama sekali, ia masih duduk di jok motor.

"Ngapain?"

"Duduk."

"Turun!" perintah Yassa dan Arra mendengus kesal. Lalu, turun dari motor Yassa.

"Kamu masih marah?" cicit Arra.

"Aku balik dulu. Salamin ke Ibu sama Ayah kamu, malam ini aku nggak mampir dulu. Assalamu'alaikum."

Hendak Arra ingin menjawab salamnya, Yassa langsung pergi begitu saja. Sepengaruh itukah Arra ngobrol dengan Nando? Ia tidak tahu kalauakibatnya seperti ini.

Yassa memang sering bilang 'Jangan pernah dekat atau ngobrol dengan cowok manapun aku nggak suka! Kecuali Ayah, Papah, Gilang, dan Amar.'

Arra memasuki rumahnya dengan lesu. "Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Eh anak Ibu udah pulang," ucap Tina seraya mengusap lembut rambut Arra.

"Yassanya mana, Ra?" Bukan Tina yang bertanya melainkan Seno.

"Pulang. Yassa nitip salam buat Ibu sama Ayah."

"Wa'alaikumsalam," jawab Tina dan Seno.

"Kok kamu lesu?"

"Aku nggak apa-apa. Kalo gitu aku masuk ke kamar dulu."

Arra menuju kamarnya, dia langsung menaruhkan tubuhnya di atas kasur. Hari ini sangat capek baginya.

Gadis itu mengeluarkan handphone-nya dan beralih mencari kontak bernama 'Mas Kutub'. Lalu, ia mengetikkan sesuatu.

Arra.
Yassaa

Arra.
Kamu masih marah?

Arra.
Aku minta maaf, ayo maafin aku!

GLOLARIA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang