chapter twenty one

160 59 45
                                    

Halo, para readers. Sebelumnya aku mau ngucapin banyak terima kasih buat kalian yang sudah baca sampai chapter ini.

Dan aku senang banget kalian WhatsApp/DM aku buat cepat-cepat update cerita ini. SATU KATA : TERHARU. SARANGHAE!

Jangan lupa klik paling bawah pojok sebelah kiri.




Happ reading.

"Gue ke sini cuma mau kasih tahu Arra doang. Jagain Yassa dengan baik," peringat Tika dengan wajah smirk-nya.

"Pastinya Arra bakalan jagain Yassa lah. Lo suka sama Yassa?" tanya Nayya.

"Gue suka sama Yassa? Inget, ya! Gue udah punya Bagas!" tegas Tika.

"Lo ngomongnya udah, 'kan? Mending lo ke meja," usir Arra, lalu matanya beralih ke meja Tika. "Tuh liat, cowok lo udah nunggu," sambungnya. Tika pun melenggang pergi dari hadapan mereka.

"Guys, gimana abis makan kita ke pasar malam? Tadi gue liat, nggak jauh dari sini ada pasar malam gitu" jelas Nayya .

"Boleh tuh, udah lama juga gue nggak ke pasar malam," jawab Arra.

"Udehlah, ayok gas," ucap Gilang.

"Lo berdua jangan lupa, harus traktir kita-kita. Karena lo berdua dateng terakhir!" ingat Amar.

"Traktiran gercep lo!" celetuk Arra.

"Panggil Mbaknya, Lang." Arra menyuruh Gilang. Gilang pun mengangguk dan memanggil pelayan itu.

Pelayan itu menghampiri meja mereka. "Widih, cakep amat mbak," puji Amar membuat pelayan itu tersipu malu.

"Buaya banget lo, Mer," cetus Gilang.

"Mbak, saya boleh minta nomor WhatsApp-nya, nggak?" tanya Amar dan pelayan itu mengangguk.

"Jangan mau, Mbak. Dia matanya jelalatan banget. Udah banyak korbannya," jelas Arra

Mendengar penjelasan dari Arra, Amar mendengus kesal. "Ra, jangan buka kartu dong."

"Biarin aja, biar nggak ada korban gombalan receh lo lagi," timpal Nayya dengan sinis.

"Tapi, saya maunya nomor WhatsApp Mas itu," ucap pelayan dengan malu-malu seraya menunjuk Yassa.

"Hah? Dia, Mbak?" Nayya menunjuk Yassa untuk memastikan dan pelayan itu mengangguk malu-malu.

Yassa yang tahu dirinya ditunjuk langsung menarik pinggang Arra dengan posesif. Membuat Arra kaget.

"Saya sudah punya pacar," balas Yassa dengan datar.

Membuat pelayan itu gelagapan. "Maaf, kirain saya, Mbak ini bukan pacar Mas nya," ucapnya

"Nggak apa-apa, Mbak." Kali ini Arra yang menjawab, "jadi. Berapa semuanya, Mbak?" lanjutnya.

"Se—ra—tus li—ma pu—luh," ucap pelayan itu dengan terbata.

Hendak Arra ingin mengeluarkan lembaran uang merah satu dan warna biru. Namun, Yassa sudah mengeluarkan lebih cepat.

Dan diterima baik oleh pelayan itu, Arra berdecak kesal. Lagi, lagi, dan lagi Yassa yang membayar semuanya.

"Aku nggak mau kamu bayar sendiri lagi!" kesal Arra sambil berbisik.

"Kan kita yang kena hukuman, harusnya aku ikutan bayar!" lanjut Arra.

"Iya-iya, maaf," jawab Yassa seraya mengelus rambut Arra.

GLOLARIA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang