chapter seventeen

277 139 100
                                    

jangan lupa tinggalkan jejak, klik paling bawah pojok kiri.

happy reading.



"Jantung gue berasa simulasi maraton." - Arra.


Setelah mereka berada di lapangan basket milik Yassa. "Yas, ring nya tinggi banget," ucap Arra seraya mendongakkan kepalanya.

"Emang segitu, Sayang. Itu setara sama yang di lapangan sekolah," kekeh Yassa.

"Emang, ya?"

"Iyaa, Sayang. Udah ayok aku ajarin."

Yassa mulai memainkan bola basket nya dengan lihai. Yassa mendrible dengan sempurna.

Hap!

Bola basket pun masuk ke dalam ring dengan sempurna. "Wih, kamu emang hebat, Yas," puji Arra.

"Aku emang hebat, kamu nya aja yang gak tau."

"Sombong nya kumat!"

"Udah nih, sekarang kamu. Aku ajarin," ucap Yassa dan Arra mengangguk.

Yassa mulai mengajari Arra dengan teliti. Dia mulai mengajari drible yang benar dan melangkah menuju ring dengan benar.

"Coba kamu sendiri, Ra. Masukin kedalam ring," perintah Yassa dan diangguki oleh Arra.

Arra mulai mendrible dan menghitung langkah kaki menuju ring yang diajarkan oleh Yassa.

Hap!

Bola basket milik Arra masuk kedalam ring dengan sempurna. "YES! YASSA LIAT, BOLA NYA MASUK!" pekik Arra dengan senang dan dengan refleks langsung memeluk Yassa.

Yassa yang senang dengan perlakuan Arra langsung membalas pelukannya. "Sekarang kan kamu udah bisa, gimana kalo kita tanding?" tantang Yassa

"Ayok! Siapa takut!" jawab Arra seraya berkacak pinggang.

Mereka mulai bertanding dengan lihai. Arra kesusahan untuk mengambil alih bola dari Yassa. Karena tubuhnya tidak sebanding dengan Yassa.

"Yas, siniin dong bolanya. Curang!" kesal Arra

"Sini, ambil!" ledek Yassa.

Yassa mulai mendrible kembali dan ingin memasukkan kedalam ring. Namun, Arra berhasil merebut bola dari tangan Arra.

Arra mendrible ke arah ring. Pas Arra ingin memasukkan kedalam ring.

Hap!

Yassa memeluk Arra dengan erat dari belakang, membuat bola basketnya berguling tak tentu arah.

"YASSA! KAMU CURANG! NGAPAIN MELUK AKU, HAH?" teriak Arra seraya berontak dari pelukannya. Yassa masih terkekeh dan dia enggan melepaskan pelukannya.

"Lepas aja, kamu gak akan bisa lepas dari pelukan aku " ucap Yassa, "karena kamu milik aku, Sayang," lanjutnya.

"Iya-iya, aku milik kamu! Tapi, lepas dong. Nanti kalo Bi Inah yang liat atau yang lain gimana?" omel Arra.

"Gak akan, Sayang. Bi Inah kan lagi masak," bisik Yassa.

"Tapi, Papah yang ngeliat kalian berdua," ucap Reo-Papah Yassa.

Sontak keduanya berbalik badan, disitu ada Reo yang sedang terkekeh melihat ekspresi Arra dan Yassa. Membuat Yassa melepaskan pelukannya.

"Kenapa dilepas? Tadi katanya kamu milik aku!" ledek Reo seraya memperagakan ucapan Yassa.

GLOLARIA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang