Malam hari, kini keluarga bu Martini sedang menikmati makan malam.
"Bapak kerja apa?" tanya Rachel menatap pak Yudha penasaran.
"Sekarang cuma jadi buruh tani, Nak."
"Sebelumnya?"
"Dulu ngojek, tapi motornya harus dijual karena krisis keuangan, terus jadi supir angkot dijuragan desa sebelah, karena bapak gak sengaja kesrempet sama motor jadi bapak dipecat."
"Wah, nggak bener itu."
"Namanya juga rejeki."
"Terus Rizal sama Aska?" tanya Rachel pada 2 putra pak Yudha dan ibu Martini.
"Rizal masih kelas 12 SMA, Mbak, kalo Aska baru masuk SMP," jawab Rizal membuat Rachel tersenyum.
"Yang semangat, Zal. Mabk dulu SMA sering dimarahin bunda-nya mbak gara-gara sering bolos terus, kuliahnya malah sering bikin onar," ucap Rachel membuat semua tertawa renyah.
"Orang tuanya mbak kerja apa?"
"Ayahnya, Mbak cuma pengusaha biasa, bunda-nya mbak ngurus butik. Mereka gajinya juga biasa," jawab Rachel lalu tersenyum.
"Besok kalian sekolah, kan? Belajar gih."
"Nanti, Mbak. Mau ngajarin Aska dulu."
"Mbak ajarin ya didepan rumah yang terang," ucap Rachel membuat keduanya mengangguk senang.
******
"BANGSAT!"
"CARI SAMPAI KETEMU DAN HARUS KETEMU!"
Zion mengamuk saat lagi-lagi Sin membawa kabar yang tak ingin didengar.
"Saya rasa nona Rachel ada yang membantu saat ia pergi. Mungkin salah satu temannya atau kenalan agen rahasianya." Sin mencoba mencari sebuah solusi. Sebenarnya ia juga merasa pusing dengan tuannya yang sedang frustasi itu."Arnold." Entah mengapa hanya 1 nama itu yang langsung terlintas dalam otaknya.
"Slidiki Arnold!"
"Baik, Tuan. Ada lagi?"
"Singkirkaan mahasiswi sialan itu," ucap Zion dingin.
"Baik, Tuan."
Jika di Jakarta Zion sedang merajarela dengan segenap emosi dan frustasi, Rachel di Semarang sedang asik diteras rumah bu Martini bersama Rizal dan Aska, bercanda sambil belajar lalu sharing pengalaman.
"Rizal tuh dulu pingen sekolah naik motor, Mbak, tapi Rizal mah sadar diri, jadi ya nyepeda," ucap Rizal membuat Rachel mamang.
"Besok kalo mau sekolah, kamu kirim alamat sekolah kamu ya, sama Aska juga," ucap Rachel membuat 2 orang dideoannya bingung tapi tetap menganggukkan kepalanya.
"Tau gak, Mbak, Aska kadang dibully temen-temen karena ibu pedagang sayur keliling, padahal kalo menurut Aska, ibu itu hebat," ucap Aska membuat Rachel tersenyum bangga.
"Aska tolong ambilin tasnya mbak," ucap Rachel yang langsung dilaksanakan.
"Rizal uang sakunya berapa?"
"Lima ribu, Mbak, nggak nyampe sepuluh ribu," jawab Aska membuat Rachel diam. Segitu uang untuk beli permen, ia saja sehari bisa sampai 1 juta jika Zion selalu mengiyakan isi perutnya.Jadi kangen Zion.
"Ini, Mbak," ucap Aska memberikan tas ransel milik Rachel.
"Karena belajar kalian sudah selesai, sekarang dengerin apa yang mbak bilang," ucap Rachel sok misterius.
"Kalian jangan bilang emak sama bapak, ini ada uang dari mbak buat kalian sekolah, Aska bayar uang paket dulu dan Rizal buat bayar uang SPP dulu, sisanya yang ngurus mbak," ucap Rachel memberikan 15 lembar uang merah kepada Rizal.
"Jangan bilang apapun karena mbak ikhlas," ucap Rachel saat Rizal dan Aska ingin bersorak.
"Makasih ya, Mbak," ucap Rizal dan Aska bersamaan. Rachel tersenyum manis dan mengangguk.
"Jangan beritahu emak sama bapak," ucap Rachel mempringati lagi.
"Siap, Bos!" Ucap Rizal dan Aska serentak sambil mengambil sikap hormat.
"Mbak liat sekolahnya Rizal besok ada test dadakan ya? Test buat jalur yang ikut ujian gratis."
"Iya, Mbak, tapi test nya pake hp karena banyak yang ikut."
"Ikut sana, Zal. Jarang lho sekolah ngadain kek gitu, lagian kan lumayan nanti ujiannya gak bayar," ucap Rachel.
"Bener tuh, Mas," seru Aska menyemangati.
"Tapi kan mas Rizal nggak punya hp, As," balas Rizal membuat Aska menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Nih pake hp nya mbak aja," ucap Rachel memberikan iphone nya pada Rizal.
Sebenarnya bukan iphone nya sih, tapi punya Zion yang ia minta minggu kemaren, ya ia coba-coba sih gunain hp merk iphone karena ia selalu menggunakan produk yang nyaman dipake, contohnya yang sering ia gunakan ya antara Oppo dan Samsung.
"Ta-"
"Ambil aja, nggak enak pake hp iphone soalnya, itu udah ada kouta full unlimited," ucap Rachel memaksa.
"Terus kalo mb-"
"Mbak pake ini," ucap Rachel menunjukkan ponsel miliknya.
"Ponselnya mbak banyak banget."
"Ini asli ponselnya mbak, kalo itu punyanya tunangan mbak, mbak minta karena suka aja sama speakere nya," jawab Rachel sambil meringis saat mengingat Zion harus membeli ponsel baru padahal ponsel yang ia minta belum ada 1 semester.
Zion itu tipe yang boros akan ponsel, karena saat ia marah atau kesal maka benta itu berakhir mencium dinding dengan kejam.
"Ini untuk sementara saja sebagai test mu, nanti kubelikan yang tidak mengharuskan memakai kouta," ucap Rachel tersenyum kecil.
****
Zion menatap pemandangan Jakarta lewat kaca didepannya, seperti ruang CEO pada umumnya.
"100 juta diATM biasa kutransfer, 50 juta diATM yang ayahnya transfer, untuk apa uang sebanyak itu? Ia mau beli ginjal? Atau membeli rumah yang terbuat dari makanan?"
"Atau aku minta bantuan sama anak buahnya si Penkky? Anak buahnya kan udah kesebar dimana-mana, apalagi si Zafran."
Zion berfikir keras bagaimana ia menemukan sang kekasih, ia bersumpah jika dalam waktu dekat ia tak menemukan kekasihnya, ia akan membantai 2 mahasiswinya yang menjadi pengacau, dan jangan lupakan nasib 3 orang yang tengah membuat ulah padanya saat di Los Angeles, hampir seperti orang gila dijalanan.
"Sin," panggil Zion pada tangan kanannya.
"Iya, Tuan?" tanya Sin datang dari balik pintu.
"Apa yang kau dapat sore ini?"
"Nona Rachel membuat ATM baru atas nama Rachel Albreta dengan awal 150 juta lalu ada transfer an dari sepupunya yang bernama Arnold sejumbal 76 juta lalu ATM itu ditarik didekat kota Semarang sebesar 30 juta," ucap Sin membuat Zion menarik sedikit ujung bibirnya membentuk sebusah senyum yang meremehkan.
"Trik yang pernah dilakukan oleh bundanya dulu," gumam Zion sinis.
####
Update terosssss
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dosen Galak!
Fiksi RemajaMinta krisarnya ya guys.... Peraturan Dosen Galak 》Telat 1 menit tutup pintu dari luar 》pake kaos tutup pintu dari luar 》Tidak mengerjakan tugas menjadi 2× lipat 》Tidur dikelas silahkan traktir makan sekelas What The Hell so fucking he say to the cl...