Let me introduce, Kim Jungwoo!
LOVE SCENARIO
"Y/N" suara itu membuatku terkejut.
"Jungwoo?" panggilku mencoba memastikan orang yang memanggilku adalah Jungwoo. Jungwoo tersenyum dan itu berarti bahwa aku tidak salah orang.
"Astaga! Akhirnya lo masuk juga. Gue pikir lo udah mau mati" ucapku girang.
"Gue hanya flu, bukan sakit keras lainnya" balas Jungwoo dengan wajah kesal.
"Memangnya lo pikir flu tidak bisa membunuh?" balasku.
"Iya. Gue pikir hanya merokok yang dapat membunuh, seperti iklannya" balas Jungwoo polos.
"Haha. Lucu" dan aku membalas dengan tawa garing. Jungwoo tidak cocok menjadi seorang pelawak, karena kurasa dia terlalu polos.
"Bilang aja lo rindukan sama gue. Iyakan?" goda Jungwoo.
"Tentu tidak. Untuk apa gue rindu sama laki-laki seperti lo. Bikin lelah hati dan pikiran" balasku berbohong. Tentu aku merindukan sosok laki-laki dihadapanku ini.
"Terimakasih telah merindukan gue" balas Jungwoo menulikan telinganya.
"Tapi gue tidak merindukan lo sama sekali. Gue malah merindukan Sana, pujaan hati gue" lanjut Jungwoo mulai menyebutkan nama perempuan lain. Perempuan yang sangat dia sukai didunia ini.
"Bagaimana kabar Sana? Dia baik-baik saja bukan?" dan aku yang notabennya sahabatnya hanya bisa tersenyum pahit. Aku terjebak dalam friendzone.
"Sana mana?" tanya Jungwoo.
"Lo pikir gue ini ibunya? Kenapa lo menanyakan pada gue?" tanyaku balik.
"Guekan sudah menitipkan pesan untuk terus mengawasi Sana, saat gue tidak ada" jawab Jungwoo. Saat Jungwoo tidak masuk, memang dia menitipkan pesan untuk mengawasi Sana selalu.
"Dan lo pikir gue akan melakukannya?" tanyaku lagi.
"Iya" jawab Jungwoo polos.
"Tidak. Kuharap dia segera mati dan lo juga" balasku sadis. Walau terdengar kasar, tapi tentu aku tidak akan melakukannya.
"Jahatnya!" cibir Jungwoo dengan wajah cemberutnya. Aku hanya memasang wajah kesal.
"Gue rindu sama lo" ucap Jungwoo sambil mengelus kepalaku.
"Rindu saja pada Sana, pujaan hati lo itu" balasku sambil memukul tangan Jungwoo untuk menjauh, lalu mencoba pergi darinya.
"Lo mau kemana?" tanya Jungwoo sambil menghadang jalanku.
"Menjauh dari lo" jawabku.
"Tidak akan bisa" balas Jungwoo cepat.
"JUNGWOO!" suara teriakan itu menarik perhatian kami.