9

19 2 0
                                    

Sesampainya dirumah, yang dituju Rafael pertama kali adalah Keyna. Dia bertanya pada orang yang ditemuinya dan menanyakan dimana keberadaan perempuan itu. Rafael langsung menuju kamar Keyna di lantai atas disebelah ruang kerja dan mengetuk pintunya perlahan. Menimbang apakah dia akan menceritakan hal ini apa tidak.

"Key, ini aku, bisakah kita bicara?" Keyna membuka pintunya tak lama. Keyna menatap Rafael dengan pandangan lain, Rafael tak mengerti dengan perubahan wajah Keyna. Apakah ada sesuatu yang terjadi?

"Apakah aku mengganggumu?"

"Tidak Raf, aku hanya sedang membaca dikamar. Ada yang ingin kamu bicarakan denganku?"

"Kemarilah." Rafael menuntun Keyna kearah ruang kerjanya. Setelah Keyna masuk dan menutup pintu dibelakangnya, Rafael tiba tiba berbalik dan memeluk Keyna dengan erat. Keyna tidak mengerti dan Keyna tidak membalas pelukan Rafael yang tiba tiba.

"Ada sesuatu yang terjadi?" Keyna menjaga suaranya tetap stabil meskipun matanya sedikit berkaca kaca.

"Bisakah kau tetap disini? Dan jangan pergi?" Rafael mengatakannya dengan sangat lirih dan memohon seakan akan Keyna akan meninggalkannya saat itu juga.

"Kenapa? Bukankah suatu saat aku akan meninggalkanmu Raf? Aku disini tidak akan selamanya. Kau ingat bukan kenapa aku tinggal disini?" Keyna membalas sama lirihnya. Ada sesuatu disana yang ditangkap Rafael bahwa Keyna tidak senyaman sebelumnya. Rafael melepaskan pelukannya dan menatap Keyna dengan lekat.

"Apa maksudmu?"

"Benar bukan? Aku disini hanya menumpang Raf sampai ingatanku kembali." Keyna menatap Rafael dengan bola mata yang menenangkannya. Keyna mencoba memberikan senyum terbaiknya. Rafael baru sadar selama ini tidak pernah melihat Keyna tertawa lebar saat bersamanya. Rafael mengingat kembali foto Keyna bersama Agung dan istrinya, hati Rafael kembali sakit dan sesak.

"Meskipun kau sudah mengingatnya, apakah kau tidak ingin menghubungiku?" alis Keyna terangkat dan kembali tersenyum.

"Tentu saja enggak. Kamu ngaco yah? Kamu nih ada ada ajah deh Raf. Kamu ngajakin kesini mau ngomongin itu doang?"

"Udah ah, nanggung nih sama buku yang aku baca. Kamu ganti baju, mandi sanah terus istirahat. Kamu pasti udah makan kan?" Rafael pun mengangguk. Keyna pun berbalik meninggalkan ruang kerja Rafael. Sebelum benar benar pergi Keyna berbalik dan mengucapkan selamat malam padanya dan menutup pintu. Entah kenapa Rafael tidak sanggup menceritakan pada Keyna karena dia takut Keyna akan pergi.

Sedangkan di kamar Keyna, dia menyandarkan tubuhnya dibalik pintu dan menutup matanya. Mengatur napasnya dan membungkam mulutnya agar tidak mengeluarkan suara apapun yang bisa didengar Rafael. Keyna menajamkan indera pendengarannya apakah Rafael sudah kembali kekamarnya atau belum. Saat Keyna mendengar suara pintu dibuka dan menutup dua kali Keyna merasa aman. Tubuhnya merosot dan membenamkan kepalanya diantara dua lututnya. Dan menangis disana.

Setelah puas, Keyna kembali duduk diatas kursi tinggi yang ada kamarnya dan menatap kearah jendela menampilkan hujan yang begitu deras seperti perasaannya. Entah kenapa Keyna berpikir ada yang salah dengan dirinya. Dia tau bahwa dia baru saja bertemu dengan Rafael dan menghabiskan waktu beberapa minggu dirumahnya. Tetapi dia merasa dia sudah mengenal Rafael dengan baik. Meskipun tidak yakin, tapi Keyna juga percaya dengan hatinya.

"Tapi aku tidak boleh menyukainya, dia sudah jadi milik orang lain Key. Kamu jangan berharap lebih, Rafael milik Irene." Mengingatnya saja hati Keyna seakan teriris, perih sekali rasanya. Keyna kembali melamun dan memandang hujan seperti dia sedang mengulang memorinya.

Beberapa jam yang lalu...

Saat Rafael pergi bekerja seperti biasa, seseorang yang tidak Keyna inginkan tiba tiba datang. Perempuan cantik itu, perempuan yang bergelayut manja di lengan Rafael dan menatap Keyna seakan akan dia adalah musuh, datang kerumah. Ketika itu Keyna sedang membaca bukunya - buku Rafael - di ruang tamu. Rafael sudah memberikan perintah bahwa Keyna bebas melakukan apapun dirumahnya kepada pekerja dirumah itu yang disambut dengan anggukan setiap kepala tapi tentu saja langsung diprotes oleh Keyna.

YOU DRIVES ME CRAZY! (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang