Keyna POV
Aku tidak tahu dimana aku berada, aku hanya melihat banyak orang disini tidak memperhatikan kehadiranku. Mereka hanya melihatku tanpa berbicara. Semakin lama aku takut dengan pandangan mereka. Kenapa mereka hanya memandangku? Aku kembali berjalan masih dengan menoleh kebelakang berharap mereka tidak melihatku, tetapi semakin jauh aku berjalan aku semakin tersesat.
Disekitarku tiba tiba berubah menjadi hutan gelap banyak pepohonan rimbun dan semak semak rendah yang ada disekitar. Tiba tiba dikejauhan aku mendengar seseorang berteriak dan berlari kearahku. Reflek aku pun berlari menghindari orang orang itu. Tetapi mereka memang mengejarku. Aku pikir mereka hanya sekedar berlari kearahku.
Aku berlari sekuat tenaga untuk menghindari mereka hingga terjatuh. Mereka berhenti berlari masih dengan napas tak beraturan. Wajahnya kabur dan aku tidak bias mengenalinya. Tiga orang laki laki sedang berkerumun didepanku tapi aku berusaha untuk bangkit dan kembali berlari hingga tanpa sadar aku turun kejalanan dan seperti sebuah kilat ada sebuah cahaya dengan sangat cepat datang kearahku.
AAAAAAAAAACCCHH
"KEYNA!!!"
Aku terbangun terduduk. Aku merasakan piyama yang kupakai basah dengan keringat. Aku mengatur nafasku yang tak beraturan seperti mimpi tadi adalah nyata. Aku mengerjapkan mataku sekali dua kali hingga pandanganku jelas. Lampu sudah dinyalakan dan aku melihat sekitarku. Aku menemukan Rafael juga terduduk dipinggiran tempat tidur lega luar biasa. Dia mengelap sisa keringat yang ada diwajah dan rambutku yang aku tau juga sama basahnya oleh keringat.
"Kamu baik baik saja?" pertanyaan pertama yang diajukan Rafael padaku hari ini. Aku masih berusaha mengatur napasku dan hanya menjawab dengan anggukan.
"Syukurlah. Bukankah kamu sudah tidak mimpi buruk lagi. Apakah aku salah?" aku tidak menjawabnya dan dia tau bahwa aku masih mimpi buruk. Tiba tiba saja Rafael lebih dekat denganku dan memelukku dengan erat. Dia menepuk punggungku perlahan.
"Tidak apa apa, aku disini. Kamu tidak sendirian." Aku merasa seluruh kelelahanku menguap begitu saja saat dipelukannya. Aku menyandarkan daguku dipundaknya dan memejamkan mata.
"Aku berharap ini selesai Raf. Aku lelah." Rafael semakin mengencangkan pelukannya kepadaku.
*****
Author POV
"Aku tidak yakin akan meninggalkanmu sendirian berteriak seperti tadi. Apa yang kamu impikan?" Saat ini Rafael mengajak Keyna untuk tidur dikamarnya. Hanya untuk berjaga bila wanita itu berteriak seperti beberapa waktu lalu.
Rafael memang sudah terlelap. Tapi untuk berjaga Rafael membuka pintu kamarnya dan pintu kamar Keyna jika sewaktu waktu Keyna butuh seseorang untuk membangunkannya. Perasaan Rafael benar. Tiba tiba saja Rafael mendengar Keyna berteriak. Rafael pikir ada seseorang yang masuk kedalam rumahnya tetapi keamanan rumahnya begitu ketat. Rafael melompat dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar Keyna. Benar saja perempuan itu sedang mimpi buruk seperti waktu itu. Tidak ini lebih dari biasanya. Dia hanya akan mengerutkan dahinya.
Rafael melihat Keyna tersentak dalam tidurnya dan beberapa menggumamkan kata yang tidak jelas. Napasnya juga memburu seperti orang yang berlari kelelahan. Sembari Rafael mencoba membangunkannya dengan menyalakan lampu kamarnya.
"Key, Keyna bangun. KEYNA!!!" bersamaan Keyna menjerit dan terbangun terduduk disana. Pandangannya kosong. Seluruh badannya basah kuyup dengan keringat. Rafael menghembuskan napasnya lega.
"Key?" Rafael melihat Keyna melamun dengan membawa bantal yang ada dikamarnya, tentu saja sudah berganti piyama yang baru agar tidurnya tetap nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU DRIVES ME CRAZY! (COMPLETED)
Romansa"Apakah aku boleh bahagia, Raf?" - Dheandra Hanggara - "Sebenarnya siapa kau sampai menjadi korban kekerasan orang lain?" pertanyaan ini terus mengganggu Rafael. - Tapi entah kenapa aku tidak pernah bisa melepaskan pandangku padamu. Tanpa kusadari...