PART 9 | PENGUNGKAPAN LIM

2.4K 150 1
                                    

Ditempat yang sama dan diwaktu yang sama, Jennie tetap terdiam dengan semua pertanyaan Lim. Difikirannya cuma satu, kenapa bisa Lim semenarik ini?

Pakaian yang hampir semua kalangan punya, bahkan terlihat sangat wah saat Lim yang mengenakan.

"Kenapa diem hmm?" tanya Lim.

"Haruskah pergi sepagi itu tanpa memberitahu siapapun? Pemotretan dimana dan semendadak apa sampai ga pamit?" tanya Jennie panjang lebar.

"Pemotretan apa?" tanya Lim yang seolah gatau apa-apa.

"Eonnie, kamu memang benar, dia ga ada kegiatan apa-apa hari ini hahaha. Aku mengarang semua itu agar Jisoo Eonnie mengizinkan kita pergi" jelas Rosè.

"Tau kan siapa pusat masalahnya. Makan aja yuk, tapi sebelum kita makan, aku mau mengatakan sesuatu" ucap Lim.

Deg

Apa ini? Jantung Jennie seakan berdetak kencang, apa yang Jennie harapkan?

Dengan semua yang disuguhkan padanya, kecil kemungkinan Jennie tidak berharap lebih.

"Ngomong apa?" tanya Jennie gugup lalu Lim menggenggam tangan kedua tangan, tatapannya ga lepas dari kedua bola mata Jennie.

"Eonnie, aku ingin menjagamu lebih dari ini, aku ingin melindungimu dari siapapun yang akan menyakitimu, aku ingin aku menjadi orang yang berguna dan berarti dikehidupanmu-" Lim menjeda perkataannya.

"Dan mulai hari ini, aku ingin merubah segalanya. Eonnie, Do you want to be my girlfriend?"

Jadi apa ini? Keinginan Jennie seolah dengan mudah dibaca oleh Lim. Entah bagaimana cara mengatakan rasanya. Nyawa Jennie sudah terbang bagai angin yang menerpa tubuhnya.

'Aku lebih mengenalmu, dan dia memilihnya' batin Rose

"T-tapi bagaimana dengan Ji-?"

"Aku yang akan menjadi kekasihmu bukan dia, dan aku janji akan menjadi pasangan layaknya semua orang pada umumnya. Jadi aku ulangi pertanyaanku. Eonnie, maukah kau menjadi kekasih seorang Kim Limario?" tanya ulang Lim dan Jennie menganggukkan kepala.

"Aku ingin mendengar jawabanmu Eonnie, bukan melihatnya" ucap Lim.

"Ya, aku mau" jawab Jennie, senyuman terlukis di wajah mereka.

"Thank you, aku benar-benar akan menjagamu" ucap Lim sembari memeluk Jennie, tapi yang aneh Jennie malah menangis sesenggukan di dekapan Lim.

"Berhenti menangis. Aku salah mengatakan sesuatu?" ucap Lim sembari menghapus airmata Jennie.

"Aku menangis bahagia pabo, bukan karena kamu menyakitiku" jawab Jennie sembari tersenyum dan memukul pundak Lim.

"Sakit Eonnie~" rengek Lim sembari mengusap pundaknya.

"J-jinja? Mianhae~ aku ga sengaja mukul kekencangan. Dimana yang sakit?" tanya Jennie panik dan mengelus pundak Lim.

"Disini" ucap Lim sembari menunjuk ke arah pipinya.

"Aku akan memukul bagian sana" protes Jennie

"Gapapa kalo Eonnie gamau" ucap Lim dan kembali memeluk Jennie bahkan hampir mengecup kening Jennie tapi Jennie menutup mulut Lim.

"Mau apa kamu hmm? Menciumku? Kamu masih memanggilku Eonnie dan mau menciumku? Saat ini aku sudah menjadi kekasihmu Nona Kim" protes Jennie.

Dia bahkan rasanya sudah menghilangkan rasa malunya. Dengan mudah dan terang-terangan, dia menolak Lim memanggilnya 'Eonnie.'

"Arra"

"Jadi berhentilah memanggilku Eonnie" perintah Jennie

"Arraseo Honey" ucap Lim lalu ia kembali memeluk Jennie dan kali ini ia sempatkan bibir itu mendarat di kening Jennie.

"ya! Kamu tau aku masih terlalu kecil untuk melihat semua adegan dewasa ini" protes Rosè yang dari tadi diam.

"Hahaha jinja? Mianhae Park Chaeyoung aku melupakanmu. Makan aja yuk" ajak Lim, tak lama kemudian para pelayan menghidangkan makanan di meja mereka.

"Thank you" ucap Jennie, Rosè lalu pelayan itu pergi.

"Makanlah, kalo mau pesen yang lain gapapa, ini menunya" ucap Lim memberikan sebuah tablet.

"Aku sudah makan byy, dan cukup banyak tadi" tolak Jennie.

"Kamu gamau makan denganku?" rengek Lim.

"Mau~ tapi ga sampe nambah" ucap Jennie.

"It's ok gapapa" jawab Lim dengan senyuman terbaiknya.

"Tenang Lice, aku bisa menghabiskan semua ini walaupun aku sudah makan" ucap Rosè dan mereka berdua tertawa.

.

.

.

Puas dengan makan, Lim kini mengajak jenchaeng untuk pulang. Dan mungkin setelah mengantar Rosè, baru Lim mengajak Jennie untuk pergi berdua.

"Lice" panggil Rosè saat sudah dimobil, Lim pun berbalik melihat kearah Rosè yang tengah duduk dibelakang.

"Ingat janjimu?" tanya Rosè.

"Janji apa?" tanya Jennie.

"Aku meminta dia untuk menjagamu Hun, agar Jisoo eonnie tak menyakitimu" jelas Lim melihat wajah Jennie yang tersenyum.

"Chaeng-ah, ambil satu kotak dibelakangmu tapi jangan yang berwarna hitam atau pink" ucap Lim.

"Yang mana saja terserah?" tanya Rosè dan dibalas deheman oleh Lim.

"Wahh apa nih hehe. Eonnie, kamu tau? Dia memang aneh, tapi dia adalah sahabatku paling baik di dunia. Kamu beruntung memilikinya" puji Rosè dan Jennie malah tersenyum malu.

"Wah~ Ige mwoya Lice?" tanya Rosè yang melihat beberapa kotak berwarna putih, hitam, gold, pink.

"Bukalah"

"Ya! Jinja?" tanya Rosè.

"Eung. Sesuai yang aku harapkan, kamu memilih itu" ucap Lim.

"Yaa~" kaget bukan main kayanya, dia masih tercengang.

Sebuah ponsel yang dia inginkan ada di hadapannya. Akhir-akhir ini memang Lim tau sahabatnya sangat ingin itu, tapi dia selalu membuat alasan untuk tidak membelinya.

"Lice gomawo" ucap Rosè yang masih ga menyangka.

.

.

.

Terlalu asik mengobrol kayanya sampai buat Rosè gatau kalo dia dimana.

"Hahaha iyakan Eonnie ak-"

"Ha ha ha berhentilah bicara dan turun" potong Lim.

"Hah?"

"Iya, turun hehehe" tawa kecil Lim sampai di dorm.

"Ya~ Eonnie lihatlah cara dia mengusirku, bagaimana Eonnie bisa betah bareng dia nanti" adu Rosè mulai bersiap turun.

"Ya! Aku punya cara sendiri untuk memper-"

"Ha ha ha berhentilah bicara dan bawakan aku sesuatu untukku" potong Rosé menirukan gaya bicara Lim.

"Ya! Ga cukup barang yang bar-"

"Aku pergi dulu, have fun Eonnie" potong Rosè lagi sembari melambai pada Jennie dan menutup pintu mobil

"Ya! YAAA!" teriak Lim.

"Shhh udahlah gapapa, kajja" ajak Jennie. Senyuman itu mulai membuat Lim tenang dan kembali melajukan mobilnya.




***

Don't forget to vote, comment, and follow

Wattpad: Jihoon_00

Thanks

She Is My Mine | BLACKPINK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang